»»  READMORE... My Adventure Story
RSS Contact

Rabu, 30 November 2011

0 komentar

No Title...

10 days again and 17 days again
Do you know that I mean?

Minggu, 27 November 2011

0 komentar

Wattpad

I have published Shinjitsu on wattpad...
http://www.wattpad.com/2717373-shinjitsu

Jumat, 25 November 2011

0 komentar

Black Thunder

Chapter 21-Bit vs Momo 
(cerita sebelumnya Bit yang telah sembuh dari kejadian beberapa waktu lalu  akan mulai berlatih lagi, tapi sebelumnya mereka ingin makan Mie Ayam buatan Don Gen akan tetapi ditengah perjalanan Bit dan Steve dihadang oleh Momo van Kaak)

“hai anak-anak bodoh kita bertemu lagi.” Kata Momo sambil tersenyum. “siapa kau? Apa aku mengenalmu? Hai Steve apa kau kenal dia?” tanya Bit. “tidak kak tapi hawa ini sama seperti dulu saat kita akan berlatih bersama tuan Furin. Ah aku ingat dia adalah pria menyeramkan kita pernah bertemu dengan dia kak.” Kata Steve kaget. “baiklah kalau begitu, rasakan ini pria menyeramkan. Black Thunder Contract, sambaran petir.” Creett... bliiiizzt petir menyambar Momo dan Momo hanya menggerakan kepalanya sedikit sehingga serangan Bit meleset. “kak Bit apa yang kau lakukan tiba-tiba menyerangnya?” tanya Steve. “hehehe aku terlalu semangat mencoba kekuatanku.” Kata Bit sambil menggaruk-garuk kepalanya. “eh tunggu dulu steve! Bukankah katamu aku ditolong oleh Yoona saat aku mengeluarkan petir hitam waktu itu?” tanya Bit. “iya benar memang kenapa kak?” “seharusnya kan kekuatanku sudah hilang, tapi kenapa aku masih bisa mengeluarkan Contract ini?” Bit bertanya lagi. “kata tuan Furin kau adalah anak yang istimewa.” Jawab Steve.
Di pucuk akar berduri Momo melihat kearah pedang Zero yang dibawa oleh Bit. “sepertinya itulah pedang yang aku cari.” Pikir Momo. Kemudian Momo meloncat kearah Bit dan menyerangnya. “rasakan ini anak-anak bodoh!” dari udara Momo memukul Bit yang sedang berbicara dengan Steve. “awas kak dibelakangmu!!” Steve memperingatkan Bit. “cepat sekali dia dari atas sana mencapai kesini!” kata Bit sambil membalikkan badan, tapi Momo terlalu cepat dan kuat dengan satu pukulan Bit langsung terkapar jatuh. “hahaha anak selemah dirimu memiliki pedang Zero? Sangat mengecewakan, kukira kau kuat tapi kau sama saja denagn sampah.” Kata Momo sambil berjalan mendekati Bit. “sial kekuatanku masih belum pulih, rohku masih belum bisa keluar sempurna kalau begini aku akan kalah.” Pikir Bit yang berusaha bangkit. “kak Bit kau tidak apa-apa?” Steve berusaha membantu Bit untuk berdiri. “matilah kalian terong dan kenthang hahaha...” ejek Momo terhadap Bit dan Steve karna rambut Bit yang ungu mirip terong maka Momo memanggilnya terong sedangkan Steve yang botak dan agak tembem kepalanya mirip kentang dan Momo memanggilnya kentang. Kemudian Momo merentangkan tangannya kedepan dan akar berduri muncul dari tanah dan menyodok Bit dan Steve yang akan berdiri. Mereka terpental jauh saking kuatnya serangan Momo.

Sementara itu di kedai Bakso, Ken sedang makan sambil menonton pertandingan Duel Contract di televisi. “kali ini taruhanku pasti menang untung aku tadi pasang banyak.” Kata Ken sambil mendekap remot televisi agar tidak diganti acaranya oleh pelanggan yang lain. Maklum lah selain Ken Hoca Koca adalah salah satu pasukan tingkat S di Teratai Putih dia juga penggila judi, apa saja yang sepertinya bisa menghasilkan dia pasti pasang taruhan disana. Ditengah serunya pertandingan Duel Contract Ken merasakan ada sesuatu yang aneh. “sepertinya aku akan kalah taruhan. Ah tapi tidak, hawa ini berbeda. Sepertinya dari arah timur terjadi sesuatu, aku harus cepat kesana!” kemudian Ken pergi dari kedai dan masih membawa remot televisi. “hai kembali kau belum bayar tau..!!” kata pemilik kedai bakso. “hai kembalikan remotnya kami ingin menonton yang lain...iya kami ingin menonton yang lain..” teriak para pelanggan kedai Bakso tersebut meminta remot kerana tombol manualnya telah dilelehkan oleh Ken.

Kembali ke tempat Bit. Bit yang tadinya tersodok oleh Momo terhenti disebuah pohon besar. “Steve pergilah cari pertolongan, akan kulawan dia untuk sementara.” Kata Bit sambil memegang perutnya yang kesakitan. “tapi kak mustahil kau bisa mengalahkannya dia terlalu kuat.” Kata steve mengingatkan. “sudah sana pergi...!!” bentak Bit. “ba...ba..baiklah.” lalu Steve berlari mencari Bantuan. “ternyata sikentang telah pergi rupanya.” Tiba-tiba Momo telah berada di atas pohon besar dimana Bit berada. “rasakan ini Black thunder contract, sambaran petir.” Bit menyerang Momo yang sedang berada diatasnya tapi sayang seperti serangan pertama tadi hasilnya nihil. “itu serangan level C kenapa kau perlihatkan padaku terong? Lihat ini serangan yang sesungguhnya!” sekejap mata akar-akar keluar dari pohon dan dari tanah kemudian mengarah ke Bit. Bit yang cukup tenang mengambil pedang Zero dari punggungnya. “pedang Zero diaktifkan!” Bit mulai mengaktifkan pedang Zero dan bersiap menghalau serangan. “kalau aku menggunakan Contractku takkan berguna disaat seperti ini karena seranganku tak terlalu berbahaya untuknya, lebih baik aku gunakan ini saja.” Swuuussh swwuuussh serangan akar Momo mengarah ke Bit dengan cepat, Bit kemudian menebasnya dengan pedang Zero alhasil akar berduri Momo mengering dan mati tetapi masih banyak akar-akar yang lain yang juga mengarah ke Bit. Momo yang berada di atas pohon hanya tersenyum sadis melihat Bit berusaha mengalahkan akar-akarnya. Sesaat kemudian senyuman sadis itu berhenti tatkala Momo merasakan sesuatu. “gawat dia kemari, aku harus segera mengakhiri ini dan merebut pedang Zero sebelum ia datang.” Momo gelisah dan turun dari pohon sambil melihat kearah barat.

Bit yang mulai lelah menebas akar-akar yang tak ada habisnya mencoba untuk kabur saat Momo tidak memperhatikan. “baiklah ini saatnya!” Bit mulai berbalik dan berlari, tapi keberuntungan masih belum berpihak padanya Bit terjerat oleh akar Momo yang sangat cerpat mengejarnya. “sial akar berduri ini sungguh cepat.” Kata Bit sambil akan menebas akarnya. “upercut!” akar muncul dari dalam tanah dengan kecepatan tinggi dan memukul dagu Bit dengan keras dan membuat Bit terkapar kembali. “hahaha mencoba lari ya? Takkan kubiarkan kau hidup terong bodoh!” kata Momo sambil berancang ancang mengeluarkan kekuatan akhirnya. “agh.. tubuhku tak bisa bergerak  pukulan itu terlalu menyakitkan.” Kata Bit yang sedang terkapar. “rasakan ini terong bodoh setelah kau mati pedangmu jadi milikku! Jack vines Contract, RIP!!” salah satu akar berduri di belakang Momo menyerang Bit dengan ujung akarnya menjadi sangat tajam. Tetapi saat hampir mengenai tubuh Bit akar itu berubah menjadi hangus terbakar oleh api biru dan menjadi debu. “APA!?” Momo Kaget melihat serangannya digagalkan oleh api biru. “ada apa ini sebenarnya?” Bit bingung melihat hal aneh ini. “hentikan semua ini Momo Van Kaak menyerahlah dan aku takkan menyakitimu.” Kata Ken yang sudah berada di pucuk pohon besar. 
Chapter 22-Ken vs Momo
(cerita sebelumnya Bit yang kurang beruntung terjerat oleh akar berduri Momo, saat Momo akan mengakhiri nyawa Bit untuk mendapatkan pedang Zero tiba-tiba Ken si api biru muncul.)

“ternyata kau juga sudah ada disini ya? Tapi kau sudah telat karena pedang Zero akan menjadi milikku.” Kata Momo yang mulai bersemangat karena melihat Ken.
Bit yang masih terkapar ditanah berusaha bangkit tetapi tertahan oleh akar Momo yang mulai bergerak menjeratnya karena jeratnya sangat kuat dan melilit semua tubuh Bit mengakibatkan Bit pingsan tak sadarkan diri. “aku akan mengakhiri pertempuran ini secepat mungkin, karena aku sedang taruhan di duel Contract, jika sampai aku tidak tau hasil akhirnya kau akan mati Momo!” kata Ken sambil melompat kearah Momo dan menyerangnya dengan tangan kosong. “kau kira kau akan menang ha? Kau salah besar menyerangku dengan tangan kosong.” Kata Momo sombong, Ternyata pedang Zero yang tadi dipegang Bit telah berpindah ketangan Momo. “pedang Zero diaktifkan! Saatnya bersenang-senang.” Momo mulai tersenyum sadis dan pedang Zero mulai bercahaya. “sial ternyata pedang itu sudah ada ditangannya. Aku tidak bisa bergerak saat mengambang seperti ini.” Pikir Ken. Kemudian Momo berlari kearah Ken yang masih berada di udara karena melompat tadi, Ken yang terdesak kemudian mengeluarkan Contractnya. “apa boleh buat, Blue Flame Contract, jet!” Ken mengeluarkan Contractnya yang berupa api biru dan disembirkan ketanah dari tangannya yang kemudian membuat dorongan pada tubuh Ken dan membuatnya terpental. “apa, dia mementalkan dirinya? Cerdik juga dia.” Kata Momo yang kemudian mengeluarkan akar berduri dan menaikinya untuk mengejar Ken.
Ken terpental sampai kepohon besar dimana ia mengambil ancang-ancang untuk melompat tadi. “rasakan ini Blue Flame Contract, pukulan bintang.” Ken mengeluarkan pukulan dengan kekuatan penuh dan terbentuk bola api biru yang besar mengarah ke Momo. “percuma saja kau lakukan itu bodoh!” tapi Momo dengan santai menebaskan pedang Zero ke serangan Ken dan Serangan Ken lenyap. “kau lihat, seranganmu takkan mempan melawan pedang Zero ini karena pedang ini melenyapkan Contract.”jelas Momo pada Ken. “tidak bisa menyerang dengan Contract ya.” Ken terdiam dan memejamkan matanya lalu merogoh kantung celananya dan mengambil sebuah pil, bukan pil biasa tapi pil yang besar hampir seukuran kepalan tangan kemudian Ken membuka maskernya karena semua pasukan level S menggunakan masker penutup. Saat dibuka masker itu terlihat bulu hidung Ken yang panjang keluar dari lubang hidungnya yang agak besar, seperti namanya Hoca Koca dari bahasa Bulgar yang berarti bulu hidung. Melihat bulu hidung yang aneh itu Momo segera mengejek Ken yang saat itu masih terpejam. “Hahaha...Hahaha... bulu hidungmu aneh sekali, itu bulu hidung atau sapu halaman? Hahaha...” ejek Momo sambil terbahak-bahak. “kau diam saja rambut hijau, akan kuhajar kau karena telah menghina bulu hidungku ini, tunggu setelah aku habiskan pil ini.” Kata Ken yang kemudian mulai mengunyah pil besarnya.

Steve yang tadi mencari bantuan pergi ke warung mie ayam milik Don Gen. Dengan terengah-engah Steve meminta bantuan. “tuan, tolong teman saya tuan, hah...hah...hah...” “ada apa anak muda? Kenapa terburu-buru seperti itu?” tanya Don Gen yang sedang memotong-motong sayuran. “temanku... temanku sedang diserang oleh Momo, kumohon tolong dia tuan!” pinta Steve yang sudah mulai tenang. Mendengar ada yang diserang Momo Don Gen kaget dan bertanya. “memangnya siapa temanmu dan kenapa dia bisa diserang nak? “ “teman saya adalah Bit, William Bit anak dari William Zai. Dia diserang karena Momo ingin merebut pedang Zero dari kak Bit.” Jelas Steve pada Don Gen dan Don Gen lalu menghentikan kegiatannya memotong sayuran. “tunngu disini sebentar nak!” kata Don Gen yang kemudian masuk ke kamar, belum sempat pintu kamarnya tertutup rapat Don Gen sudah keluar dengan mengenakan pakian yang berbeda dan serba tertutup menggunakan krudung dari jaketnya untuk menutupi kepalanya. “apa-apaan pria ini cepat sekali berganti baju, sepertinya aku tidak salah memilih bantuan.” Pikir steve dalam hati. “tunjukan arah diaman Bit diserang nak!” seru Don Gen yang kemudian ditanggapi Steve dengan menunjukan arahnya. “aku duluan nak!” cuittt sekejap Don Gen sudah tidak ada ditempat dan Don Gen lupa kalau warung mie ayamnya masih belum ditutup.

Sementara itu di atas pohon besar Ken masih saja mengunyah pil besar tadi. “hei kapan kau selesai mengunyah? Kau sudah 20 menit melakukan hal itu terus menerus.” Kata Momo yang duduk diatas kar berdurinya menunggu Ken. “ah... akhirnya tertelan juga pil sial ini. Maaf ya membuatmu menunggu.” Kata Ken yang telah selesai memakan pil besar tadi. “aku ingin tau, sebenarnya pil apa yang kau makan itu? Apakah itu akan membuat kau menjadi kuat ha?” tanya Momo. “tidak, sebenarnya ini adalah pil pengenyang biasa dengan rasa semur jengkol.” Jelas Ken dengan gaya santainya. ‘AAAPPPAAA....? kau hanya makan pil pengenyang biasa? Setelah lama menunggu ternyata pil pengenyang?” Momo mulai berdiri dan marah dengan wajah yang memerah. “kau tau kan jika perut kosong kita takkan bisa bertarung.’ Kata Ken yang kemudian siaga kembali. “kau telah membuatku marah sapu halaman!!” kata Momo yang mengejek Ken yang mempunyai bulu hidung panjang dan lebat seperti sapu halaman. “rasak ini! Keluarlah Kraken..!” Momo mengeluarkan Contract terkuatnya yaitu Kraken dan Momo dikelilingi akar berduri raksasa yang berjumlah 8. “lumayan hebat Contractnya, tapi dia ada ditengah akar-akar besar itu, jadi dia takkan sempat menebaskan pedang Zero untuk menghentikan seranganku. Baiklah ini dia!” Ken yang mengetahui ada kesempatan untuknya mulai merentangkan tangannya  kesamping. “Blue Flame Contract, Tsunami api!” Ken telah mengucapkan Contract codenya lalu keluar api dalam jumlah banyak dari tangan yang tadi direntangkan dan apinya memanjang dan semakin besar seperti ombak yang besar.

Tak jauh dari tempat pertarungan Don Gen bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan secara tiba-tiba berhenti karena merasakan tenaga yang sangat besar. “roh ini? Ini bukan milik Bit, hawa roh ini seperti seseorang yang aku kenal.” Kata Don Gen yang sambil melihat kearah langit berusaha mengingat hawa roh yang dia rasakan. “Ah!! aku ingat, aku harus cepat kesana!” kemudian setelah Don Gen mengingat kembali hawa roh yang dia rasakan, ia segera berlari kembali menuju hawa roh itu berasal.
Chapter 23-Bukan penjual mie ayam biasa
(cerita sebelumnya Ken yang merasa mendapat kesempatan emas mulai mengeuarkan Contract andalannya. Don Gen yang sadar dia mengenal hawa roh yang terpancar segera menuju tempat dari roh itu berasal.)

Api biru yang keluar dari tangan Ken semakin panjang dan besar dan pohon dimana Ken berpijak ikut terbakar, sementara itu Momo yang tak terlihat karena akar-akar Kraken yang besar menutup keberadaannya di pusat delapan akar berduri tersebut. “ah tunggu sebentar, kenapa Momo tidak menyerangku disaat menguntungkan seperti ini? Padahal pertahananku terbuka. ada sesuatu yang aneh, kenapa akarnya Cuma ada tujuh?!” pikir Ken sambil mempeehatikan keadaan. “tsunami api, tubrukan ombak!” tangan Ken yang semula direntangkan kemudian siap untuk ditepukkan kedepan, Ken terlihat terasa berat menggerakan tangannya dikarenakan sia juga menggerakan api biru yang panjang dan besar bagai ombak tsunami.

Perlahan api biru Ken mergerak sesuai gerakan tangan Ken dan berusaha mengurung kraken Momo dengan tubrukan dua ombak api. “dengan begini dia akan sulit menghentikan seranganku ini, selagi dia menghilangkan serangan dari kiri dia pasti akan terkena seranganku dari kanan.” Kata Ken yakin. Ombak api Ken sudah hampir mencapai Kraken, tapi tanpa disangka Momo melemparkan dirinya dengan akarnya sendiri kearah Ken. “dengan begini habislah kau sapu halaman, dasar kau bulu babi tak berguna hahaha!” teriak Momo yang sambil meluncur ke arah Ken bersiap menebas dengan pedang Zero. “Aaah..?! bagaimana dia... hey apa yang kau maksut dengan bulu babi?” Ken kaget dan tidak siap menghadapi serangan Momo. Momo yang sadar rencananya berhasil kemudian mulai menebaskan pedang Zero ke aliran api dari tangan Ken dan seperti tebasan-tebasan pedang Zero yang sebelumnya membuat api biru Ken menghilang yang kemudian disusul dengan pukulan Momo yang diarahkan kepada Ken. Ken pun terpental jatuh dari pohon besar, sesaat sebelum jatuh dia ditangkap oleh seseorang yang sangat cepat.

Di ruang island leader Roze sedang melapor kepada Phoenix. “ken sudah menemukan buruannya ya?” tanya phoenix. “benar tuan, mereka sedang bertarung di pohon harapan.” Jelas Roze yang kemudian dijawab Phoenix. “biarkan Ken bertarung sendiri, itu memang sudah tugasnya.” “tapi tuan bukankah Teratai Putih bergerak dalam pasukan besar.” Sanggah Roze. “kau benar, yang kau tidak tau adalah dia sebelumnya rekan anakku Mario Phoenix dan kau pasti tau kan apa prinsip anakku dalam bertarung?” “bertarung tanpa membuat orang yang tak punya urusan terluka.” Kata Roze, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh viola yang datang tiba-tiba. “tuan ini gawat semua pasukan digerbang masuk timur dibekukan oleh pria bertopeng!!” kata Viola yang terengah-engah. “segera perintahkan PKPC level A menyelidiki siapa pelakunya!!” seru Phoenix. “siap tuan!”

Kembali ke pohon Harapan. Penyelamat Ken saat ia terjatuh ternyata adalah Don Gen. “kau tidak apa-apa Star Ken?” tanya Don Gen. “ah..?! tuan muda Gen?” Ken kaget kalau penyelamatnya adalah Don Gen. “siapa pria gentong itu?” Momo yang berada di atas pohon bertanya-tanya melihat pria gemuk menyelamatkan Ken. “ternyata kau dikalahkan oleh dia ya Star ken? Sebenarnya seberapa kuat dia?” tanya Don Gen. “dia kuat tuan muda karena dia punya pedang Zero dan Contractku dinetralkan dengan mudah.” Jelas Ken. “kalau begitu biar aku yang akan menghajar si rambut lumut itu.” Kata Don Gen sambil menatap tajam ke Momo yang berada diatas pohon.
Keadaan mulai menegangkan saat Don Gen menunjuk Momo dan berkata. “ingatlah ini saat terakhir kau melihatku dengan jelas dan setelah aku turunkan jariku ini bersiaplah mendapat siksaan yang takkan terlupakan.” Ancam Don Gen pada Momo. Tapi Momo menyepelekan hal tersebut dan mencela Don Gen. “dasar kau gentong gosong, mau apa kau dengan perutmu yang seperti kudanil itu? Kau mau melompat kesini? Itu hal paling mustahil yang pernah kupikirkan hahaha...” Momo kemudian tertawa terbahak-bahak setelah mencela Don Gen, tapi Don Gen juga tak menghiraukan celaan itu dan mulai menurunkan jarinya tadi yang menunjuk kearah Momo. “gawat tuan muda akan menggunakan itu! Momo pasti akan celaka.” Pikir Ken yang melihat Don Gen berwajah serius.

Jari Don Gen tak lama lagi turun dengan sempurna tapi Momo masih terbahak-bahak diatas pohon. “kau membuat kesalahan besar Momo Van Kaak.” Kata Don Gen yang telah menurunkan jarinya “Rakeri!!!” wuuusshh... Don Gen tiba-tiba menghilang dan muncul disamping Momo, Momo kemudian berhenti tertawa dan kaget melihat Don Gen telah ada disampingnya. Don Gen kemudian menendang kepala Momo dengan sangat kuat hingga Momo memuncratkan darah dan terpental, belum juga 3 detik Momo menerima tendangan, Don Gen memukul perutnya dari bawah Momo dan membuat Momo terbang keatas serta melepaskan pedang Zero dari genggaman Momo. “Tuan muda Gen memang hebat bisa membuat tehnik sederhana Rakeri yang hanya membutuhkan aliran Roh yang melewati kaki dipercepat secara bertahap dan membuat langkah kaki menjadi cepat dari biasanya dan yang menakjubkan adalah percepatannya sangatlah luar biasa.” Pikir ken yang melihat pergerakan Don gen yang sangat cepat.

Don Gen lalu menganbil pedang Zero yang terlepas dari tangan Momo dan membiarkan Momo jatuh dari pohon yang besar yang terbakar kemudian Don Gen kembali ke tempat Ken. “saatnya kita mengakhiri ini Star Ken.” Aka Don Gen. “baiklah tuan muda Gen sepertinya rohku juga sudah stabil.”  Kata Ken setuju. Momo yang jatuh dari ketinggian masih bisa bangkit sambil memegang perutnya yang terasa sakit. “aku terlalu meremehkan si gentong gosong itu, ternyata kekuatannya hebat sekali.” Gerutu Momo. “akan kutunjukan kepadanya kemampuan pedang Zero yang sebenarnya!!” kata Don Gen dengan tatapan tajam. Ken yang mendengar hal itu berpikir apa yang Don Gen maksud. “jangan membuang waktu lagi Star Ken, ayo kita habisi dia bersama-sama!!”ajak Don Gen kembali. Lalu Ken bersiap mengeluarkan Contractnya. “Blue Flame Contract, ekor bintang.” Ken merentangkan tangannya kedepan dan mulai mengeluarkan api biru yang mendesis seperti api tukang las. “ini dia kemampuan pedang Zero sebenarnya, aktifkan kemampuan Zero, Tsunami api.” Don Gen menebaskan pedang Zero keatas dan membuat Tsunami api seperti milik Ken. Melihat hal itu Ken dan Momo tercengang kaget dengan apa yang dilakukan Don Gen.

Chapter 24-Diablo


(cerita sebelumnya Ken yang terpojok diselamatkan oleh Don Gen dan mereka mulai mengroyok Momo tapi semua berubah saat negara api menyerang... eh salah malah kayak aang. yang penting baca aja.)

Ketika Momo diserang oleh dua orang yang sama-sama mengeluarkan Contract api ia mulai gelisah. “kurang ajar mereka, bagaimana bisa pedang Zero itu mengeluarkan Contract api biru, setahuku dia hanya bisa menghilangkan Contract saja.” Pikir Momo di saat terpojok. “ucapkan selamat tinggal Momo van Kaak!!” kata Don Gen dan Ken secara bersamaan. “tembok akar!!” Momo mengeluarkan pertahanan untuk menahan serangan mereka berdua tapi percuma saja karena akar-akarnya terbakar habis oleh api biru.
Saat Momo sudah dekat dengan kekalahannya karen api sudah ada di depannya dan siap membakar dirinya, dewi keberuntungan masih berpihak padanya, api biru dari Don Gen dan Ken tiba-tiba membeku menjadi es dan keadaan disana menjadi dingin. “ada apa ini? Ini hawa roh yang sangat mengerikan.” Pikir Don Gen bingung. “aneh sekali apiku mustahil bisa dibekukan.” Kata Ken yang juga bingung. “ah aku masih hidup? Api mereka membeku? Kenapa bisa?” Momo juga ikut bertanya-tanya. Pohon besar yang semula terbakar menjadi ikut membeku, keadaan disana memang sangat dingin sedingin keadaan dikutub.
“Momo van Kaak betul itu namamu?” terdengar suara entah darimana, lalu datang seekor kucing berwarna putih yang bisa berbicara ke arah Momo. “aku tanya apakah kau benar Momo van Kaak?” kata kucing putih itu. “kucing bisa bicara aneh sekali?! Aku takuuut...” Ken kaget melihat kucing yang bisa bicara kepada Momo dan dia mulai bergetar ketakutan. “apa kucing itu yang menyebabkan hawa yang dingin ini? Tapi aku pikir bukan kucing itu, ada hawa roh yang besar mengarah kemari, apa kau juga merasakan Stra Ken?” tanya Don Gen. “Takuuuut....!!” Ken malah lari ketakutan. “hei... kembali kemari!” seru Don Gen pada Ken yang telah lari jauh, tapi Ken dengan terpaksa kembali menuruti kata Don Gen.
“iya benar aku Momo van Kaak, ada apa kau mencariku kucing aneh?” tanya Momo. “sebenarnya tuanku mau bertemu denganmu dan menjadikanmu anak buahnya.” Kata kucing tadi. “anak buah katamu? Memangnya siapa tuanmu benarinya menjadikanku anak buah?” tanya Momo lagi. “lihatlah itu dia datang.” Kata kucing putih sambil menunjuk kearah seorang pria berjalan dari cakrawala. Pria berambut separuh hitam separuh putih itu berjalan ke arah Momo, terlihat dia memakai topeng yang menutupi semua wajahnya, topengnya berbeda dari topeng Barrock Rai yang hanya menutupi wajahnya sampai batas hidung saja, Pria ini menutupi semua wajahnya dan yang terlihat hanya rambutnya saja yang berwarna setengah hitam setengah putih.

Semakin dia mendekat hawa dingin semakin menjadi-jadi, dan juga terlihat semakin jelas bahwa dia memakai jubah yang bercorakkan api dan es. Ada dua naga berwarna biru dan merah bertengger di pundaknya. “tuan ini dia pria yang kau cari-cari selama ini.” Kata kucing sambil berlari ke arah pria bertopeng. “kerja bagus Mori.” Kata naga yang berwarna biru. “tapi ada dua ekor kecoa disana tuan, haruskah kita membunuhnya?” tanya Mori yang kemudian segera dijawab oleh naga Biru. “biarkan saja, tugas kita disini hanya merekrut Momo saja, sekarang kembalilah.” Lalu Mori berubah menjadi bola putih dan masuk kemata kiri pria bertopeng tadi.

Steve yang tadi mengejar Don Gen baru sampai dan melihat Bit yang masih dijerat oleh akar Momo. “Kak Bit kau tidak apa-apa?” kata Steve khawatir. Tapi bukannya pingsan seperti seharusnya tetapi malah dia dengan santainya tidur pulas. “zzzz....” terdengar suara Bit yang sedang mengorok. “kenapa saat seperti ini dia tidur? Yang penting aku lepaskan akar ini dulu. Tapi dimana ya tuan penjual mie ayam tadi kok gak kelihatan?” Steve bertanya-tanya sambil membersihkan akar dari tubuh Bit.

Kembali ke tempat sebelumnya. “kucing, naga dipundak, api, es, sepertinya aku mengenal pria ini.” Kata Ken yang menutup sebagian mukanya kembali. “kau tau siapa dia?” tanya Don Gen kaget. “benar, tidak salah lagi, dia adalah Diablo salah satu pemimpin pasukan Matahari hitam dia tak pernah bicara dan hanya naganya saja yang mewakili dia berbicara. Dia sangatlah kuat dan kita bukanlah tandingannya.” Jelas Ken dengan nada serius. “sebegitu kuatkah dia? Biar kucoba!” Tantang Don Gen yang meremehkan Diablo. “jangan tuan muda, melawan kucing putihnya saja mungkin kita bisa terbunuh, dia sangat berbahaya.” Kata Ken melarang Don Gen. Mendengar yang di ucapkan Ken, Momo yang sedari tadi tidak mengerti apa-apa mulai tau apa yang sedang terjadi. Momo segera berlari kearah Diablo dan berlutut dihadapannya. “tuan, saya Momo van Kaak menghadap anda.” Kata Momo sambil menundukan kepala. Momo yang biasanya sering mengejek orang yang ada disekitarnya tetapi kepada Diablo entah kenapa dia menghormatinya.

Di ruang Phoenix para ninja bunga melaporkan apa yang sebenarnya terjadi kepada Phoenix. “ini adalah masalah besar. Kalian yakin dia tidak membawa pasukan?” tanya Phoenix. “tidak tuan kami hanya mendapati satu jejak saja, sementara itu semua orang yang dibekukan tidak bisa dicairkan, esnya terlalu solid untuk dilelehkan.” Jelas Roze yang merupakan pemimpin para ninja bunga. “kalian panggil semua PKPC yang ada disini dan suruh mereka ketempat Ken, pasti Diablo disana. Dan jangan lupa panggil Furin dan Kagero kesini!” Phoenix memerintahkan semua pasukan agar mengepung Diablo
Chapter 25-Phoenix datang?
(cerita sebelumnya datang sesosok pria yang kuat yang bernama Diablo, kekuatannya sangat dahsyat sampai-sampai api Ken dapat dibekukan. Phoenix yang menyadari kedatangan Diablo menyuruh semua pasukan mengepung Diablo.)

“jadi kau si tawa pembunuh itu ya?” tanya naga biru. “benar tuan, tapi kenapa naga anda yang berbicara bukannya anda?” Momo berbalik tanya. “kau tidak perlu tau, aku sedang menggunakan naga biru yang bernama Essy karena suasanaku lebih cenderung senang, celakalah kau jika aku mulai berbicara dengan naga merah yang bernama Agny karena jika marah aku akan menggunakan Agny untuk berbicara.” Jelas naga biru yang diketahui namanya adalah Essy. “apakah benar yang dikatakan kucing tadi bahwa tuan mau menjadikan saya anak buah anda?” “sebenarnya aku akan menjadikanmu sebagai wakilku, dan aku melihat ada kekuatan yang terpendam dalam dirimu. Ikutlah denganku akan kubuat kau menjadi lebih kuat.” Ajak Diablo yang suaranya diwakilkan. “tapi tuan bagaimana dengan pedang yang aku inginkan selama ini, yaitu pedang Zero?” “kau nantinya takkan butuh pedang itu.” “benarkah itu tuan?”
Ditengah perbincangan Momo dan Diablo, Don Gen yang sedari tadi ingin menghajar Diablo mulai menyusun rencana. “sekarang akan kugunakan Rakeri tingkat 5 yang mempunyai kekuatan super cepat untuk menyerangnya.” Pikir Don Gen yang mulai memfokuskan rohnya didaerah kaki. Ken yang melihat Don Gen berkonsentrasi menyadari kalau Don Gen akan menyerang dan lalu Ken memperingatkannya. “tak kan ada gunanya tuan muda, kita takkan menang melawannya. Hentikan tuan!” “terlambat Star Ken.” Don Gen mulai melontarkan dirinya kedepan dengan kecepatan penuh dan tak dapat dilihat oleh mata biasa. Tapi diablo telah menyadari hal itu dan tanpa bergerak dengan hanya melihat saja kaki Don Gen dibekukan dengan esnya. “mustahi?! Kakiku dibekukan dengan cepat sekali.” Don Gen akhirnya jatuh tersungkur ditanah kakinya terasa sulit digerakkan dan sangat berat dan terasa sangat dingin menusuk tulang. “tuan muda...! tunggu akan aku coba lelehkan.” Ken bergegas mengeluarkan api ditangannya dan mencoba melelehkan es di kaki Don Gen.

Sedangkan tak jauh dari tempat Ken dan Don Gen. “akhirnya selesai juga, semua akar telah aku singkirkan.” Kata Steve yang sedang mengusap keringatnya. Entah kenapa setelah duri-duri itu disingkirkan Bit terbangun dari tidurnya. “ha... dimana aku?” tanya Bit bingung. “kak Bit kau sudah sadar ya? Bagaimana keadaanmu?” “sudah agak baikan,sepertinya tadi aku terkena racun, pria itu sangat kuat.” “oh ya kak ngomong-ngomong dimana Momo?” “oh iya mungkin dia di... aaagghh...!!” Bit menggerang kesakitan sambil memegangi perutnya. “kenapa kau kak?” tanya Steve khawatir. “sepertinya ada duri yang masuk kedalam perutku Steve. Tunggu dulu ada hawa dingin dari sebelah sana, ayo kita kesana Steve.” Ajak Bit yang penasaran. “sebaiknya kita kerumah sakit terlebih dahulu kak, kita akan lebih cepat jika aku menggunakan teleport.” Steve mencoba membujuk Bit agar mempedulikan kesehatannya dan akhirnya Bit menurutinya dan melewatkan pertempuran besar yang terjadi.

Ken yang telah berusaha mati-matian melelehkan es dikaki Don Gen mulai lelah karena es tak mencair sedikitpun. “percuma es ini sangatlah keras dan tak bisa dilelehkan.” Eluh Ken. “akan kutebas dengan pedang Zero ini.” Kemudian Don Gen mengaktifkan pedang Zero yang kemudian ditebaskan kekakinya sendiri. Kekuatan pedang Zero ternyata bukan tandingan untuk Diablo yang merupakan pengguna Contract level XXS yang sangat ditakuti. “sial tidak tergores sedikitpun. Es ini sangatlah padat dan solid.” Kata Don Gen dengan putus asa. “hebat sekali tuan, bagaimana anda bisa mengeluarkan Contract yang begitu hebat?” tanya Momo dengan perasaan kagum. “sebenarnya itu adalah tehnik terlemah milikku, sekarang ayo kita pergi Momo.” Kata Diablo yang diwakilkan oleh Essy. “tapi aku ingin membunuh mereka tuan.” Pinta Momo. “aku bilang ayo sekarang kita pergi...!” wakil Diablo dalam berbicara tiba-tiba digantikan oleh Agny yang menandakan Diablo sedang tidak senang.
“berhenti Diablo sekarang kau telah dikepung oleh semua PKPC, keluarlah dari pulau ini segera.” Terdengar suara dari atas langit. Dari silaunya matahari turunlah seekor burung api yang merupakan burung Phoenix. Dari ketinggian Phoenix turun dari burungnya kemudian menyemburkan api di kakinya yang membuatnya turun dengan perlahan.
Chapter 26-kuda nil?
(cerita sebelumnya Momo dan diablo akanpergi meninggalkan Ken dan Don Gen tetapi niatnya harus diurungkan oleh kedatangan Phoenix yang ingin menangkap Diablo.)

“tuan Phoenix?!” Ken dan Don Gen terkejut melihat Phoenix datang menemui Diablo, sesaat kemudian puluhan PKPC datang menggunakan Skypot yang berbentuk seperti motor tapi dapat melayang dilangit. Mereka berbondong-bondong datang dari markas besar dan mereka mengepung Diablo dan Momo dalam formasi lingkaran.

“banyak sekali mereka!! Rohku semakin melemah aku tidak yakin dapat mengalahkan mereka tuan.” Kata Momo yang agak gelisah melihat keadaan. “........” Diablo hanya diam saja menatap Phoenix yang terlihat marah. “sekarang kau menggunakan naga untuk bicara ya Diablo? Lama juga kita tidak bertemu, seingatku kau dulu masih remaja dan sekarang kau sudah dewasa. Apa sebernya maumu?” Phoenix bertanya pada Diablo. “aku disini hanya ingin menjadikan anak ini menjadi pengikutku. Jadi jika kau menghalangiku akan kuhancurkan semua pasukanmu ini.” Kata Diablo yang diucapkan oleh Agny. “bu...bu...bukankah itu Diablo, Diablo yang menjadi garis depan pertempuran 16 tahun yang lalu.” Kata salah satu PKPC yang gemetaran melihat Diablo. “iya itu Diablo celaka kita takkan bisa selamat melawannya.” “gawat kita bisa mati.” Terdengar para PKPC gelisah melawan Diablo walau dia hanya seorang diri.

Melihat anak buahnya tak percaya diri, Phoenix mulai memejamkan mata dan menarik nafas panjang. “apa kalian ingin kejadian 16 tahun lalu terulang kembali? Memang balas dendam takkan menyelesaikan masalah, tapi jika kita menghancurkan 1 orang ini memperkecil kemungkinan kejadian 16 tahun lalu terulang. Untuk kita, untuk keluarga kita, untuk anak cucu kita, HANCURKAN....!!!” dan pidato singkat Phoenix tadi membangkitkan semangat para PKPC. Hawa dingin ketakutan berubah menjadi hangatnya semangat. Para pengguna Contract tanah secara bersamaan menggunakan tehnik mereka. “earth Contract, hujan batu.” Serangan dari langit yang berupa batu-batu besar menghujani Diablo.

Diablo tidak bergeming sedikitpun melihat serangan pertama yang dilancarkan oleh PKPC yang bercontract tanah. “keluarlah Hippodia.” Kata Agny yang mewakili Diablo. Dari mata didalam topeng Diablo keluar mahluk lain yang berwujud kudanil. Dengan mulut yang besar mengaga menghadap keatas, Hippodia menyerap semua batu yang dikeluarkan oleh para pasukan. “hewan itu menyerap serangan kita??” kata salah satu PKPC terkejut. “jangan hiraukan hewan itu. Serang Momo dan Diablo!” kata Phoenix memerintah semua anak buahnya. “tuan Phoenix aku butuh bantuan, tuan muda kakinya membeku.” Terdengar Ken meminta tolong dari belakang barisan. Phoenix segera menemui Ken dan Don Gen. “tuan Phoenix tolong aku, kakiku sudah mati rasa.” Don Gen merengek meminta tolong. “diamlah akan kulelehkan es ini. Contract api neraka, sarung tangan neraka.” Tangan Phoenix mulai menjadi merah yang menyala bagai bara api. Disentuhnya es di kaki Don Gen dan dalam beberapa detik esnya mulai mencair. Melihat hal itu Don Gen bingung kenapa api Ken tidak bisa melelehkan es itu tapi Phoenix bisa.

“serang terus dengan semua kekuatan kalian..!” kata salah satu pasukan memerintahkan untuk menyerang. Berbagai macam Contract telah dikeluarkan ntuk melawan Diablo tapi serangan diserap oleh Hippodia. Kudanil yang satu itu mempunyai kemampuan menyerap semua kekuatan Contract. Semakin banyak dia menyerap Contract semakin besar tubuhnya. “terlalu beresiko mengeluarkan Contract yang berdampak besar dalam formasi ini.” Salah satu pasukan cemas karena Diablo tak kunjung terkena serangan. “kita butuh bantuan Contract yang berkombinasi.” Sahut pasukan yang lain sambil menyerang.

Dalam keadaan yang hampir menimbulkan keputus asaan muncul lubang lorong angin Furin. “pedang emas, diaktifkan.” Terdengar suara dari dalam lorong angin. Lalu tak berselang lama cahaya yang menyilaukan yang membuat orang menutup matanya. “tak salah lagi, itu Kagero dan Furin. Momo masuklah kemulut Hippodia!” suruh Diablo. “baiklah tuan.” Momo kemudian mendekat ke Hippodia dan mulai tersedot kedalam mulutnya. Setelah Momo masuk kemulutnya Hippodia menghentikan menyedot serangan dan menjadi cahaya putih yang kemudian masuk kembali ke mata Diablo.

Di salah satu jalan terlihat Steve sedang membopong Bit yang kesakitan didaerah perutnya. “tadi katamu mau menggunakan teleportasi, kenapa kita harus berjalan kaki?” tanya Bit menggrutu. “maaf kak aku masih belum cukup kuat untuk meneleport dua orang, jadi kita jalan saja.” “sepertinya ada yang aneh, biasanya kan jalan ini ramai sekali, kenapa sekarang sepi? Tak ada seorangpun yang lewat.” “benar kak tak seperti biasanya... ah itu ada perawat! Kebetulan sekali.” Steve melihat seorang wanita keluar dari sebuah gang.

Wanita yang cantik berkulit putih, mengenakan pakaian suster dengan rok mininya. Tubuh yang sexy dan gemulai, kalau pak Bondan wisata kuliner mengatakan *Mak Nyus..!*  “ayo kak kita tanyakan padanya apa yang sedang terjadi... Lho!? Diamana kak Bit?”
Chapter 27-Contract abadi
(cerita sebelumnya Phoenix sudah mulai bertarung dengan Diablo dan Bit bersama Steve bertemu dengan suster cantik di sebuah perkampungan. tetapi malah Bit hilang. dimanakah Bit geranga berada?)


Steve melihat kebelakang, siapa tau Bit lari kembali ke tempat tadi untuk mencari pedangnya yang hilang. Dia melihat ke sepanjang jalan tadi yang dilewatinya tetapi tak ada seorangpun. “nama mbak siapa? Kok cantik sekali.” Terdengar suara samar-samar. Steve berbalik dan sudah menduga suara siapa itu. “apa kau baik-baik saja? Lihat hidungmu mimisan.” Kata suster yang sexy tadi. “tidak kok aku tidak apa-apa mbak. Mbak rumahnya mana?” tanya Bit sambil mengusap mimisannya yang terus banjir keluar dari lubang hidungnya.

Memang penyakit mimisannya itu sudah lama diderita Bit. Penyakit yang mulai kumat ketika melihat wanita cantik dan sexy. Entah kapan tepatnya tapi diketahui bahwa Bit mengalami mimisan setelah dia disunat. Tapi lain halnya Bit jika melihat Yoona, Yoona memang cantik berkulit putih bermata agak sipit, berambut panjang bergelombang. Memang tidak begitu sexy karena Yoona memiliki tubuh yang kurus tapi enak dipandang. Mungkin karena itu Bit tidak Mimisan kalau melihat Yoona, terlebih dia sangat suka pada Yoona pasti dia tidak ingin terlihat konyol didepannya dengan menjadi mimisan.

“aduh...” teriak Bit sambil memegangi kepalanya, ternyata dia kesakitan karena kepalanya dijitak oleh Steve. “apa-apaan kakak ini? Aku sudah khawatir kalau-kalau kakak kembali ketempat berbahaya itu, tapi ternyata kau malah disini menggoda suster cantik ini.” Kata Steve sambil marah-marah. “sudah kalian jangan bertengkar, sedang apa kalian disini? Tempat ini seharusnya sudah dikosongkan dan semua harus dievakuasi.” Kata suster itu yang terlihat heran. “dievakuasi? Memangnya ada apa?” kata Bit yang sudah berhenti mimisannya. “tak jauh dari sini ada pertempuran besar yang mengerahkan seluruh pasukan keamanan pulau Currant yang kalian biasa sebut PKPC.” “jangan-jangan Momo yang menyebabkan semua ini?” tanya Bit sambil melihat kearah Steve. “Momo? Siapa Momo?” tanya Suster yang mendengarkan Bit. “dia yang menyerangku dan mengambil pedangku. Lihat ini perutku terkena racunnya.” Lalu Bit menaikkan bajunya dan memperlihatkan luka di perutnya. “sepertinya kau terkena racun.” “memang aku terkena racun cintamu mbak suster yang cantik.” Sahut Bit dengan memegangi tangan suster dan mengeluarkan wajah yang romantis. “AAAGGHH...” perut Bit mulai terasa sakit kembali. Wajahnya yang tadi romantis berubah menahan rasa sakit yang luar biasa.

Sementara itu di tempat pertempuran. Hampir semua orang disana membeku menjadi balok Es berwarna perak. Disana hanya berdiri Phoenix, Ken, Furin, tetapi Kagero dan para ninja bunga membeku. Sedangkan Don Gen masih terbaring ditanah kedinginan. “hah...hah...hah... kita tidak bisa terus menghindar dari serangannya seperti ini terus.” Kata Ken terengah-engah. “andai aku dapat melelehkan Kagero dengan cepat aku dapat mengetahui dimana orang itu berada dan membawanya kesini.” Kata Phoenix yang terlihat mempunyai tiga bola api mengitarinya berputar dengan lambat. “kenapa harus Kagero dan siapa yang kau maksud orang itu? Apakah dia anak berambut ungu?” tanya Ken. “itu karena dalam gagang pedang emas kagero terdapat mutiara DNA milik orang itu, jika mutiara itu dikeluarkan dari gagang pedang maka mutiara itu akan menuju orang itu. Orang itu adalah rahasia kami dan bukan Bit anak berambut ungu yang kau maksud.” Kata Phoenix.

Diablo masih berdiri tegak ditempatnya yang tadi. Dua naganyamasih bertengger dipundaknya seakan tak mau lepas dari tuannya. “apakah sudah cukup istirahatnya?” kata Diablo yang diwakilkan oleh naga biru, Essy. “gawat tuan. Diablo mulai menyerang kembali!” kata Furin khawatir. “apakah kau masih mempunyai pil peningkat roh?” tanya Phoenix. “masih bisa satu pil lagi tuan. Tapi aku sudah tidak mampu menggunakan tornado pelindung lagi.” “baguslah kalau begitu, berikan pil itu padaku. Akan kukendalikan burung Phoenix sepenuhnya.” “maksud tuan?” “benar, aku akan menggunakan Contract legendaris suku Phoenix. Sekarang berikan pil itu.” Pinta Phoenix dengan nada datar.

“percuma saja kalian melakukan hal bodoh seperti itu. Nikmatilah saat-saat dimana kalian membeku dalam kematian.” Kata Diablo mengejek yang masih saja diwakili oleh Agny. “mungkin Furin, Ken, Don Gen dan orang-orang yang membeku itu akan mati. Tapi tidak denganku. karna aku ABADI...!!” Phoenix berteriak dengan keras dan lantang. Setelah itu dia memakan pil peningkat Roh yang diberikan oleh Furin tadi. Dalam sekejap tubuh Phoenix dipenuhi aura-aura merah. Dahinya berkerut menandakan dia marah. Tiga bola api yang mengelilingi Phoenix berputar dengan cepat yang menimbulkan rambut putih beruban Phoenix tersingkap keatas.

“apa yang dilakukan tuan Phoenix?” tanya Ken. “dia sedang mengeluarkan Contract abadinya. Lihatlah betapa kuatnya tenaga yang dipancarkan.” Kata Furin yang tak henti-hentinya memandang Phoenix. “abadi katamu?” “iya abadi, dia dan burung Phoenixnya tidak akan pernah mati jika dalam keadaan seperti ini. Entah bagaimana aku juga tidak secara pasti penjelasannya. Tapi jika burung Phoenix mati maka burung itu akan terlahit kembali dari tubuh tuan Phoenix dan sebaliknya. Mereka berdua seakan jadi satu.” Jelas Furin.

Phoenix mulai mengangkat tangannya dan membuat bola api berwarna merah cerah. Lalu dia menatap langit seraya memejamkan matanya dan menarik nafas dalam-dalam. Setelah beberapa detik. “Contract api neraka, Phoenix” teriak Phoenix sambil melempar bola apinya kelangit. Kemudian Bola api itu meledak dilangit yang mengakibatkan langit menjadi berwarna merah. Dilangit yang merah tersebut muncul bola api berwarna kuning cerah mirip matahari.

Sesosok burung Phoenix yang ditunggangi phoenix tadi muncul kembali. Dimakannya bola api kuning tersebut. Setelah tertelan tubuhnya menjadi terbakar api dan ukurannya semakin membesar 5 kali lipat. Dibawahnya, Phoenix juga mengalami gejala sama dengan apa yang dialami burung Phoenixnya. Tubuhnya juga terbakar tetapi dia tidak bertambah ukurannya, hanya saja mata kiri Phoenix berubah seperti mata burung Phoenixnya. “dengan ini aku akan menjadi abadi.” Kata Phoenix datar.

“abadi ha? Coba saja serang aku. tuan abadi.” Kata diablo yang diwakili oleh Agny. Burung Phoenix mulai menyambar dari langit menuju arah Diablo. Tetapi Diablo telah menyiapkan tombak-tombak es dalam jubahnya yang lalu terbang kearah burung Phoenix. Dengan semburan api serangan dari Diablo dapat dipatahkan dengan mudah. Tombak es yang tersembur api tadi menguap menjadi asap putih pekat yang menutupi pandangan. Didalam asap itu terdapat Diablo dan burung Phoenix serta tak ada yang tau apa yang terjadi dalam asap itu.

apa yang terjadi dalam asap tersebut? apakah Diablo berhasil dikalahkan oleh Phoenix?
Chapter 28-Deal?
(cerita sebelumnya Phoenix mulai mengeluarkan Contract abadinya dan burung Phoenixnya menyerang Diablo. sedangkan perut Bit mulai mengalami kontraksi dan dia meringis kesakitan.)

Tiba-tiba Phoenix tersentak kaget melihat kearah asap putih. “ini mustahil. Furin singkirkan asap itu.” “baik tuan.” Lalu Furin mengeluarkan Contractnya dan hanya mengayunkan tangannya kesamping, angin besar muncul dan menyapu asap putih yang tebal. Saat asap putih hilang. Semua orang terkejut melihat Diablo yang tak terluka dan tak bergeming dari tempatnya berdiri tadi. Sedangkan burung Phoenix membeku dalam balok es biru dan hanya berjarak beberapa sentimeter dari Diablo. “bagaimana tuan abadi? Oh malang sekali burung pipit ini. Dia pasti kedinginan.” Kata Diablo yang masih diwakilkan pada Agny. “mendengar itu Phoenix mulai marah. “lepaskan dia Diablo!” “baiklah kalau kau memintanya begitu.” Diablo mulai mengeluarkan tangannya dari jubahnya yang bergambarkan api. Disentuhnya balok es dimana burung Phoenix membeku yang mengakibatkan balok es itu pecah dan hancur berkeping-keping.

Tak hanya esnya saja yang hancur tetapi burung Phoenix yang ada didalamnya ikut hancur. “upss..! aku lupa harus mengeluarkan mahluk itu secara utuh.” Yah sekali lagi Diablo yang omongannya diwakilkan oleh Agny memancing kemarahan Phoenix. Entah kenapa dia memancing Phoenix menjadi marah, pasti diablo telah merencanakan sesuatu selain mengambil Momo sebagai anak buah.

Beberapa saat kemudian setelah burung Phoenix hancur. Tubuh Phoenix mulai mengejang dan kepalanya mendongak keatas dengan mulut menganga.

“lihat itu.... muncul. Burung Phoenixnya muncul kembali!” kata Ken sambil menunjuk-nunjuk kearah Phoenix.
Paruh dari burung Phoenix mulai terlihat dari mulut Phoenix yang sedang membuka lebar. Perlahan tapi pasti alias alon-alon waton klakon, burung Phoenix mulai keluar lagi dan dengan ukuran lebih kecil sedikit dari yang tadi. “sepertinya menyerang dengan burung Phoenix akan percuma. Aku serang saja dia secara langsung.” Kemudian burung Phoenixnya terbang tinggi dilangit sampai sulit untuk dilihat.

Ditengah ketegangan seperti ini Ken mengajukan pernyataan yang sangat konyol. “hai Furin, bagaimana kalau kita taruhan. Aku mempertaruhkan semua uangku yang kubawa dan aku bertaruh pasti tuan Phoenix kalah.” Mendengar perkataan Ken yang demikian Furin memalingkan pandangannya kearah Ken. “apa maksudmu ha? Disaat seperti ini kau malah mengajakku taruhan ini situasi yang sangat gawat. Tapi ngomong-ngomong berapa uang yang kau bawa?” “aku membawa 8930 Arto. Atau kau mau memilih tirai nomor 2. bagaimana?” Ken mengajukan penawarannya. “mmm... bagaimana ya?” Furin mulai merasa bingung. “aku tambah duwitnya menjadi 8931,5 Arto deh. Mau pilih duit atau tirai?” “baiklah aku milih duit aja ah.” kata Furin memutuskan. “oke deal?” tanya Ken. “baiklah deal.” Kata Furin sambil menjabat tangan Ken. “baiklah mari kita lihat tirai nomor dua yang telah anda tolak.” Dan tirai mulai dibuka dan ternyata isinya. “hahahaha... selamat anda telah menolak sandal-sandal curian dari masjid terdekat. Untung deh gak dapet sandal ini, kalau dapet nanti bisa digebukin satu masjid soalnya sandalnya ada disini semua.” Kata Ken sambil menjelaskan isi dari tirai 2. Furin merasa kegirangan karena dia baru saja menolak Jonk yang ditawarkan oleh Ken.

Kita tinggalkan masalah kuis yang tak penting diatas dan mulai membahas pertarungan Phoenix lagi.
Saat burung phoenix sudah sampai diatas Phoenix mulai mengumpulkan rohnya bersiap menyerang dengan kekuatan yang besar. “rakeri tingkat 7 aktifkan!” Phoenix mulai mengeluarkan rakeri tingkat 7 yang jarang sekali orang bisa menguasainya. Tingkat 5 keatas sangat membahayakan bagi penggunanya karena dapat merusak organ-organ dalam tubuh penggunanya sendiri.

Phoenix mulai melesat cepat menuju Diablo yang hanya berdiri tenang. Kecepatannya hampir tak bisa dilihat oleh mata telanjang ataupun mata yang mengenakan daster atau mengenakan t-sihrt dan juga tak mungkin dilihat oleh mata yang sedang mengenakan bikini. Setelah dirasa cukup dekat dengan Diablo, Phoenix mulai mengepalkan tangan dan 3 bola api berputar di kepalan tangannya tersebut yang mulai membentuk api yang berkobar siap membakar apa saja.

“jangan terburu-buru tuan abadi...” kata Diablo yang masih diwakili Agny. “tidak mungkin secepat itu kau mengenaiku. Sejak kapan kau?” Phoenix seakan tak percaya kalau tubuhnya telah tertusuk jantungnya oleh tombak-tombak es yang diluncurkan Diablo.

3 things and 3 week

3 things that will happen in 3 week:

-I will have a concert
-I will get my hand phone back
-My mom,dad and sister will come!!

But I will have an final exam next week..... =="
WML hehehehe...

Kamis, 24 November 2011

0 komentar

Shinjitsu

Part 33

15 menit kemudian Ryuuki, Komatsu, Michiru dan Akira datang ke lapangan sekolah. Mereka menggeleng-geleng kepala melihat tumpukan orang mati (tidur maksudnya).

Tapi... Alv dan Zen menghilang! Padahal tadi mereka masih ada.... tak ada yang tau kapan mereka pergi...

“Ckckck.... kita sudah susah payah datang tapi mereka malah asyik tidur” kata Michiru sambil menggelengkan kepala

“Tunggu bau ini....!!! semua tutup hidung!” perintah Komatsu

Serentak  mereka langsung menutup hidung mereka.

“Kenapa?” tanya akira

“Ini bau obat tidur dan ada racun yang bisa melumpuhkan gerakan” kata Komatsu

“Siapa ya lawan mereka sampi ketua juga bisa lengah seperti ini?” tanya Michiru

“Entahlah... tanya saja nantati setelah mereka sadar. Ryuuki kau bisa mengangkat mereka dengan saljumu?” kata Akira

“Aku juga baru mau melakukannya”

Ryuuki menjentikan jarinya dan kumpulan salju mulai mengangkat tumpukan orang tidur itu. Ryuuki, Komatsu, Akira dan Michiru segera kembali markas.

Sekarang semua anggota Shinjitsu sudah ada di markas. Orang-orang yang tertidur sudah diberi penawar racun dan tinggal menunggu mereka bangun.

Beberapa menit kemudian ketua sudah bangun.

“Hei kalian” panggil ketua

“Oh kau sudah bangun ya!” kata Michiru

“Ya, aku punya misi untuk kalian. Misi mengintai dan mengawal” kata ketua

“Mengintai dan mengawal?!” mereka berempat kaget

“Memangnya ada masalah apa? Siapa yang akan dikawal dan diintai?” tanya Akira

“Dia kembali. Dia mengincar Hikari dan Hanabi, Akira dan Ryuuki akan mengawal mereka lalu Michiru dan Komatsu mengintai gerak-gerik lawan yang menyerang Hikari dan Hanabi” kata ketua dengan tatapan gelisah

“Tunggu dulu, dia itu siapa?” tanya Komatsu

“Dia adalah gurunya ketua” jawab Michiru

“Tutup mulutmu! Aku sudah bilang untuk merahasiakannya!” kata ketua sambil meninggalkan ruang bawah tanah

Akira, Ryuuki, Michiru dan Komatsu terdiam melihat punggung ketua yang berjalan menaiki tangga. Mereka tidak membahas hal itu lagi.

Keesokan harinya semua berjalan seperti biasa di markas. Tapi saat Hikari dan Raichi sampai ke sekolah,Hanabi sudah menyambut mereka di gerbang.

“Ada apa sih?” tanya Hikari

“Lihat saja nanti” kata Hanabi

Di dalam kelas, sudah ada kue ulang tahun, spanduk besar bertuliskan “Selamat ulang tahun Hikari dan Hanabi!” dan banyak balon. Alv dan Zen juga ada di kelas.

“Wow! Jadi kau yang membuat semua ini?” kata Hikari kaget dan terharu

“Tentu saja tidak! Teman-temanmu juga ikut membantu kok”

“Teman? Tapi bukankah mereka---“

“Kupikir kau hanya cewek yang memancarkan aura aneh dan pendiam tapi kau lumayan asyik juga” kata Miyu salah satu teman sekelas Hikari

“Jangan-jangan.... Hanabi! Kau ya?”

“Betul! Aku menyamar jadi kamu!”

“Dasar! Tapi.... arigato Hanabi” bisik Hikari di telinga Hanabi

Semua murid kelas 1-3 bernyanyi lagu selamat ulang tahun untuk Hikari dan Hanabi. Tiba-tiba 3 ekor burung elang yang sangat besar masuk dari jendela yang terbuka dan meletakan 2 kado yang terbungkus rapi lalu mereka pergi lagi.

Di kado itu ada tulisan “For Hikari” dan “For Hanabi” dan di keduanya tidak ada nama pengirimnya.

Isi kado Hikari adalah kalung berbentuk sepasang sayap dengan pedang ditengahnya dan cincin dengan batu rubi.

Sedangkan isi kado Hanabi adalah kalung berbentuk sepasang sayap dengan panah dan busur di tengahnya lalu ada cincin dengan batu safir.

“Wow! Keren!” kata Hanabi

“Sangat!” tambah Hikari

Di kantornya dia sedang mengelus-elus elang yang tadi mengantarkan kado pada Hikari dan Hanabi. Jadi... dia adalah pengirim kado misterius itu? Berarti kalung dan cincin itu....

“Hei! Kado itu kan dari orang asing! Mungkin saja ada apa-apanya” kata Raichi cemas

“Bukan dari orang asing kok” jawab Hikari dan Hanabi  bersamaan. Mereka saling memandang heran.

“Bukan dari orang asing?” tanya Raichi

“Aku dapat kado seperti ini setiap tahun” kata Hikari

“Aku juga” kata Hanabi

“Setiap tahun?” tanya Raichi

“Yap” jawab Hikari dan Hanabi bersamaan

“Wow! Pengagum rahasia ya?” kata Alv yang dari tadi mendengarkan

“Mungkin” jawab Hikari dan Hanabi bersamaan lagi

To be continued.....