»»  READMORE... My Adventure Story
RSS Contact

Selasa, 06 Desember 2011

0 komentar

Shinjitsu

Part 35

Ketua segera menghubungi para anggota Shinjitsu yang tidak ada di markas dengan handphonenya. Dalam sekejap ketua sudah sibuk berbicara pada handphonenya.

“Hei, kenapa kin bisa berubah jadi phoenix?” Tanya hanabi

“Kau salah… Kin adalah phoenix yang sudah disegel oleh ketua” kata Raichi

“Jadi phoenix itu ada!?” kata hikari kaget

“Kau kan baru lihat sendiri tadi..” kata Raichi

“Oke, semuanya berkumpul di ruang rapat! Aku akan menyusul dengan anggota yang lain” kata ketua sambil menutup handphonenya

Semuanya segera masuk ke dalam markas dan pergi ke ruang rapat. Ruangannya lumayan besar dengan meja persegi panjang yang terbuat dari kaca dan kursi-kursi berjejer mengelilingi meja itu.

Beberapa menit kemudian Michiru dan Komatsu masuk ke ruang rapat. Anggota yang belum datag hanya Hitomi, Naito dan Akira

“Sebenarnya ‘dia’ itu siapa sih? Kenapa ‘dia’ melakukan ini?” Tanya Hikari

“Yang kutau ‘dia’ itu hanya gurunya ketua” kata Michiru

“Lalu kenapa dia menyerang kita?”  Tanya Hanabi

“Entahlah.....”

“Brak” ketua, Hitomi, Naito dan Akira masuk ke ruang rapat dan duduk di tempatnya masing-masing. Ketua duduk di kursi

Ketua menekan tombol di mejanya yang paling ujung dan layar juga keyboard transparan muncul di meja masing masing. Lalu muncul semacam denah gedung di layar itu.

“Itu adalah denah sekolah Shinigami dan...” layar berganti  “itu adalah kamera pengintai yang kuseludupkan ke dalam gedung” kata ketua

Di layar terlihat lorong panjang yang gelap. Sekolah ini... sama sekali bukan sekolah biasa, tidak ada murid yang berkeliaran di sekolah ataupun lampu.

“Sepertinya sekolah Shinigami hanyalah sekolah tua yang tidak terpakai lagi” kata ketua

“Yah terlihat sangat jelas di sini” kata Akira

“Jzzzztt” layar berubah menjadi hitam putih. Kameranya dirusak oleh seseorang yang ada di sekolah itu.

“Sampai di sini saja ya... sepertinya di sekolah ini banyak jebakan. Apalagi kita harus pergi saat tengah malam yang sangat gelap. Hikari, kekuatanmu sangat diperlukan” kata ketua

“Aku tau” kata Hikari

“Perkiraanku ‘dia’ punya banyak pengikut. Entah berapa yang ‘dia’ kerahkan untuk melawan kita, tapi kita harus tetap siap”

Layar berubah menjadi denah sekolah shinigami.

“Kalau kalian perhatikan baik-baik. Sekolah itu terdiri dari ruangan besar dilanjutkan dengan lorong panjang lalu ruangan besar lagi begitu seterusnya. Sekolah ini terdiri dari 3 lantai, mungkin saja ‘dia’ menunggu kita di lantai paling atas”

“Jadi setap ruangan kita harus menghadapi musuh?” Tanya Komatsu

“Sepertinya begitu.... dan prediksi yang paling buruk adalah kita akan dipancing untuk berpencar sendiri-sendiri. Walaupun itu tetap ingat tujuan kita, selamatkan Miyu” kata ketua

“Tentu saja!” jawab semua anggota serempak

“Kita tidak tau pasti apa kekuatan pengikut ‘dia’ jadi tidak peduli berapa kekuatan mereka, lawanlah dengan rasa keadilan. Itu adalah motto Shinjitsu” kata ketua

Semua anggota tersenyum, mata mereka seperti memancarkan cahaya. Semangat mereka terlihat jelas dari wajah mereka.

“Oke semuanya, sekarang kita akan mulai latihan memakai senjata. Jangan hanya mengandalkan kekuatan special saja! Ayo segera pergi ke ruang latihan!”

“Oke!!” jawab semuanya bersemangat

Semuanya terlihat kagum ada ketua yang memberi semangat pada semua anggota Shinjitsu yang tadinya khawatir bagaimana cara melawan ‘dia’.

“Pidao yang kekanak-kanakan ya... tapi bisa member semangat seerti ini” kata Hanabi

“Seperti itulah dia....” kata Naito

To be continued....

Minggu, 04 Desember 2011

0 komentar

Shinjitsu

Part 34


Bel tanda masuk sudah berbunyi, kelas 1-3 masih penuh dengan balon. Tapi hal seperti itu memang sudah wajar karena setiap kali ada murid yang ulang tahun pasti kelasnya dibuat seperti ini. Guru-guru juga sudah menyerah soal ini.

Sekarang giliran perkenalan Alv dan Zen. Kenapa ya semua murid-murid aneh ditempatkan di kelas 1-3... 

“Namaku Alv Star-sun dan dia Zen Star-moon. Oke, mohon bantuannya ya!” kata alv dengan penuh semangat

“Kau terlalu bersemangat nii-san” bisik Zen tanpa ekspresi

Zen seperti tidak pernah tersenyum dan tatapannya sangat dingin seperti Ryuzaki. Sedangkan Alv kebalikannya, selalu tersenyam dan bersemangat dan tatapannya juga sangat hangat.

Para cewek di sekolah terpana melihat 2 pria kembar yang sangat cool dengan kepribadian yang berbeda. Muncul idola baru di sekolah...

Setelah perkenalan, pelajaran matematika dimulai. Pelajaran ini disukai sebagian besar murid karena Takahata-sensei sangat tampan dan baik. 

Selain itu cara mengajarnya mudah dimengerti dan catatan yang diberikan selalu keluar saat ulangan umum karena itu rata-rata matematika di sekolah Seiryu selalu 8 ke atas.

Di tengah-tengah pelajaran, sesuatu melesat masuk ke kelas dan memecahkan kaca jendela. Dan.... “Duar” asap mulai menyebar dari benda itu. 

Seseorang masuk dengan memanfaatkan asap itu untuk menyembunyikan keberadaannya. Itu... Ryuzaki! 

“Sial! Ini bom asap!” kata Raichi kesal

“Sssst” desis Ryuzaki pada Miyu

Ryuzaki menggigit lehernya, dia sangat persis seperti vampire saat itu. Beberapa detik setelah digigit, Miyu pingsan. Tidak ada yang tau kalau Ryu sedang menyusup ke kelas saat itu.

Ryu menyusup ke luar jendela sambil menggendong Miyu tanpa diketahui siapapun. Perlahan-lahan asapnya mulai menipis.

“Dasar orang-orang bodoh.... Mereka bahkan tidak melihat keluar jendela..” batin Ryu 

Miyu yang masih pingsan masih berada di punggung Ryuzaki. Sedangkan di kelas mereka masih tidak menyadari kalau seorang teman mereka menghilang...

Ryuuki yang entah darimana berlari masuk ke kelas dan menghapiri Raichi, Hikari dan Hanabi. 

“Apa yang terjadi?” tanya Ryuuki

“Entahlah, seseorang melempar bom asap ke dalam kelas lagipula kenapa kau ada di sini?” kata Raichi

“Jangan pikirkan itu dulu! Jadi sekarang serangan apa yang mereka rencanakan?” kata Ryuuki pada dirinya sendiri

“Ah! Ini kan....” kata Alv sambil melihat kertas berwarna emas yang bertuliskan.....

To be continued....

Shinjitsu


Bab 1. Namaku Hikari

Namaku Hikari Yuuki, aku adalah siswi SMU Seiryu. Sejak dulu aku tidak punya teman.......

Entah kenapa mereka menjauhiku.

Kehidupanku masih tetap sama. Kegiatan, nilai dan tetap tidak punya teman. Tapi semuanya berubah berubah sejak "dia" masuk ke dalam kehidupanku.

"Dia" adalah siswa pindahan bernama Raichi yang pindah seminggu yang lalu.

Menurutku Raichi itu cowok aneh. Selama ini semuanya menjauhiku tapi, Raichi malah mendekatiku. 


 Raichi populer di kalangan cewek sekolah. Setiap pagi dia selalu dikerumuni cewek cewek di sekolah...


Tapi dia lebih memilihku! dan itu sangat aneh!!!  

Mungkin karena terbiasa bersama Raichi, aku rasa aku menjadi suka dengan Raichi....


Dia juga misterius! setiap aku mengajaknya jalan jalan sepulang sekolah, dia bilang harus kerja sambilan, kalau aku bertanya dia kerja sambilan apa dia tidak mau memberi tau. Aku juga tidak tahu dimana rumahnya, alamat e-mail atau nomor hpnya.


Kemarin malam saat pulang dari mini market, aku melihat Raichi ada di taman, di depannya ada orang yang ambruk juga api di sekeliling tubuh Raichi!!! Api itu segera lenyap dan Raichi melihatku! Aku langsung lari tanpa berpikir lagi.


"Api apa itu!?"  aku bertanya dalam hati

Bab 2. Aku masuk ke Shinjitsu

Hari ini Raichi datang terlambat. Kenapa ya? Apa ada kaitannya dengan peristiwa kemarin? Dia juga kelihatan sakit.

Saat istirahat Raichi menarikku ke atap.


"Kemarin kau melihat api ini kan?" Kata Raichi sambil memperlihatkan apinya

"Hah!?" Aku sangat kaget, api itu asli

"Kau pasti kaget kan? Tenang saja aku tidak akan menyakitimu. Sebenarnya kau juga punya kekuatan seperti ini kok."

"Lalu apa tujuanmu sekarang?" Aku masih agak takut

"Awalnya aku ditugaskan menyelidikimu tapi karena sudah ketahuan tugasku adalah mengajakmu ikut ke Shinjitsu"

"Apa itu Shinjitsu? Kenapa harus aku?"

"Shinjitsu itu organisasi pemberantas kejahatan. Aku hanya ditugaskan untuk mengajakmu selebihnya aku tidak tau"

"Apa kekuatanku ada hubungannya dengan teman-teman menjauhiku?"

"Mungkin saja secara tidak sadar mereka takut dengan kekuatanmu"

"Aku ingin bertanya satu hal, apa Shinjitsu juga membunuh orang?" Aku masih kepikiran dengan orang yang ambruk di depan Raichi

"Kita bisa membunuhnya kalau tidak ada cara lain lagi. Jadi kau mau ikut tidak?”

Aku masih takut dengan kata membunuh yang dikatakan Raichi tapi aku ingin mengetahui Raichi lebih banyak lagi.

“Baiklah.. Aku ikut!”

Bab 3. Pertemuan pertamaku

Sepulang sekolah Raichi mengajakku ke markas Shinjitsu. Markasnya terletak di tengah hutan yang jarang dikunjungi orang.

Ternyata markasnya sangat besar. Itu memang wajar karena semua anggota Shinjitsu tinggal di markas, juga ruang pertemuan dan tempat pelatihannya.


Selama perjalanan menuju ke ruang ketua mereka aku sempat melihat anggota anggota Shinijitsu.  


Ryuuki yang kekuatannya "Salju".

Michiru yang kekuatannya "Listrik".
Komatsu yang kekuatannya "Suara".
Naito yang kekuatannya "Angin".
Hitomi yang kekuatannya "Air" dia satu satunya cewek sebelum aku datang.
Akira yang kekuatannya "Bayangan".

Akhirnya aku sampai di ruangan ketua Shinjitsu. Wah wah..... Ketuanya adalah ketua Osis di sekolahku!!

Dia bernama Earl. Penampilannya lumayan aneh, terutama karena memakai penutup mata di mata kanannya.

Sebenarnya aku sudah tau sejak pertama kali bertemu dengannya di sekolah, dia mempunyai mata dengan warna yang berbeda. Itu terlihat jelas karena di sekolah dia memakai kacamata.

Ketua menusuk jariku dengan jarum, mengambil darahku dan memasukannya ke dalam sebuah alat.


"Ini untuk mengetes kekuatanmu" Kata Earl.

Begitulah,padahal aku belum sempat protes karena dia menusukku tiba-tiba.

Setelah itu ketua menjelaskan tentang partner. Semua anggota Shinjitsu mempunyai partner hewan.

Raichi partnernya bird of paradise 

Ryuuki partnernya beruang kutub
Michiru partnernya rubah
Komatsu  partnernya kelelawar
Naito partnernya merpati
Hitomi partnernya axolotl
Akira partnernya ermine

Partner berguna untuk menaktifkan kekuatan sepenuhnya dan untuk membantu dalam misi
Saat menemukan partner yang cocok akan muncul segel di dahi dan bersinar. Partner juga akan mempunyai segel yang sama.


Bab 4. Awal kehidupan baruku

Begitulah, awal kehidupan baruku.....

Raichi mengantarku pulang karena sudah malam. Aku tinggal sendiri jadi tak masalah kalau pulang malam. Kapan-kapan aku akan menceritakan kenapa aku tinggal sendiri.


Begitu masuk rumah langkah kakiku agak berat. Aku langsung masuk ke kamar dan tidur.


Besoknya aku pergi sekolah seperti biasa. Dan seperti biasa juga, Raichi dikerumuni cewek-cewek. Aku agak cemburu juga....


Begitu aku melangkah masuk, mereka mengajak Raichi menjauhiku. Tapi Raichi mendekatiku dan membisikan "Ke markas setelah pulang sekolah". Selanjutnya, Raichi duduk di bangkunya.


Sepulang sekolah aku bersama Raichi pergi ke markas. Ketua menghampriku dengan wajah senang.


"Kekuatanmu Cahaya! Sebenarnya kekuatan itu sangat jarang" kata ketua.


Ketua mengajakku ke ruangan yang penuh dengan berbagai jenis hewan. Markas ini aneh kan? sampai punya kebun bintang.


Dahiku mulai bersinar redup. Ketua mulai mencari hewan yang mengeluarkan cahaya. Di bagian elang, ada satu elang yang mengeluarkan cahaya. Ketua mendekatkan elang itu dan muncul segel di dahiku dan elang itu.


"Partnermu adalah elang ini"


Ketua bilang elangnya harus diperiksa dulu. Ketua menyuruhku ikut ke tempat pemeriksaan. Tapi saat melewati tempat latihan "Braak!!" seseorang menjebol atap.

Di tempat latihan ada Akira, Michiru dan Hitomi.

"Para re-code menyerang" kata Hitomi.


"Cegah dia!" kata ketua.


Akira bersiap dengan bayangan yang berbentuk seperti sabit panjang. Michiru bersiap dengan pedang dari petir. Hitomi bersiap dengan tombak air.


Mereka langsung menyerang re-code itu. "Bruk" Hitomi kena pukulannya dan dia kelihatan sangat kesakitan.


"Hati-hati...... dia pengguna racun!" kata Hitomi lalu pingsan.


Akira dan Michiru berusaha menyerang re-code itu, tapi semua serangan mereka tidak mengenainya. Mereka malah luka-luka.


Aku tidak tahan lagi melihat mereka. Tubuhku bergerak sendiri untuk menyerang re-code itu dan tanpa sadar aku telah mengalahkannya.


Re-code itu dimsukan ke dalam ruangan khusus. Ruangan khusus dibuat supaya orang yang di dalamnya tidak dapat menggunakan kekuatannya, juga memakai bahan khusus sehingga tidak bisa dijebol.


Ketua menyuruh semua anggota berkumpul.


"Sekarang kita harus memperbaiki atapnya" kata Komatsu.


"Hitomi juga sepertinya keracunan, kita harus cepat-cepat membawanya ke Prof. Aoi" kata Naito.


"Atapnya biarkan saja, besok akan diperbaiki. Sekarang kalian bawa Hitomi, Michiru dan Akira ke laboratorium Prof. Aoi. Nanti aku dan Hikari akan menyusul" kata ketua.


Mereka langsung membawa Hitomi, Michiru dan Akira ke laboratorium Prof. Aoi.


"Hikari, bagaimana kau bisa mengeluarkan kekuatan yang begitu besar?" tanya ketua.


"Aku tidak tau... Waktu itu aku sangat marah dan saat sadar dia sudah tumbang"


"Baiklah jadi kau mempunyai kekuatan yang merespon emosimu dan kau belum bisa mengendalikannya. Besok kita akan mengadakan latihan khusus" 


Lalu kami menyusul mereka ke lab.

Bab 5. Profesor Aoi

Aku sampai di laboratorium. Laboratoriumnya terletak di ruang bawah tanah markas Shinjitsu. Laboratoriumnya lebih besar dari yang kukira.

Laboraroriumnya terbagi menjadi 4 ruangan. Ruang penelitian, ruang pemeriksaan, ruang perawatan dan ruang untuk membuat obat obatan.


Di sana juga banyak dokter dan perawat yang punya kekuatan "penyembuhan". Anggota Shinjitsu melakukan pemeriksaan rutin.


"Prof. Aoi! Ada beberapa anggota keracunan. Tolong diobati" kata ketua.


"Cepat bawa ke ruang pemeriksaan!" kata Prof. Aoi.


Lalu Hitomi dibaringkan di tempat tidur sedangkan Akira dan Michiru memilih duduk saja.

Dokter spesialis bagian racun yang bernama Sishi memeriksa Hitomi. Dia meletakan tangannya di kepala hitomi, tiba-tiba gumpalan cairan keluar dari mulut Hitomi.

"Cairan apa itu?" tanyaku.

"Ini racun dari tubuh Hitomi" jawab Dokter Sishi.

Dokter Sishi memindahkan racun itu ke baskom. Prof. Aoi mengambil sedikit racun dan memindahkannya ke sebuah tabung.

Dia menelitinya dan membuat penawar racunnya untuk menawarkan racun yang masih tersisa di tubuh Hitomi juga untuk Akira dan Michiru.

"Hikari, kau boleh pulang sekarang" kata ketua.


"Kau juga boleh tinggal kalau kau mau"


"Terima kasih, tapi aku pulang saja"


"Boleh aku mengantarmu?" tanya Ryuuki.


“Boleh...."


Akhirnya aku diantar Ryuuki dan sekarang sedang dalam perjalanan.


"Ng.... Ryuuki, apa itu re-code?"


"....... Itu.... semacam musuh Shinjitsu... Mereka sering berbuat kejahatan di kota"


"Apa masih ada lagi musuh Shinjitsu?"


"Ya.. Para Code : Name. Mereka ada bermacam-macam termasuk re-code"


"Oh........"


"Apa kau sudah menamai partnermu?"


"Yaa.... Namanya Sora"


"Dimana partnermu sekarang?"


"Kata ketua dia masih harus diperiksa"


"Ya sudah"


Beberapa menit kemudian aku sampai di rumahku


"Ya, sampai di sini saja"


"Baiklah. Daah..."


"Daah"


Aku mengeluarkan kunci dari tasku, membuka pintu dan masuk ke dalam rumah. Aku memasak mie instan. Sekarang sudah jam 9, aku menyiapkan buku untuk besok dan langsung mandi.


Setelah itu aku masuk ke kamar dan segera tidur.


Bab 6. Pindah

"Kriiiiiing!!" alarm berbunyi membangunkanku. Sekarang sudah jam 6 pagi, aku segera bersiap-siap ke sekolah. Kejadian kemarin membuatku lelah.

Aku memasuki gerbang sekolah, tak ada yang berubah sejak kemarin. Saat istirahat ketua memanggilku ke ruang Osis.


"Sepulang sekolah nanti bereskan barang-barangmu, kau akan pindah ke markas nanti" kata ketua.


"Untuk apa?"


"Untuk latihan khusus"


"Ya sudah......"


Sepulang sekolah, aku pulang ke rumah dan membereskan barang-barangku. Sebenarnya rumah ini adalah rumah orang tuaku yang sudah meninggal. 


Aku keluar rumah dan ketua sudah menjemputku dengan mobilnya. Di dalam ada Sora dan Komatsu.


Ketua segera menjalankan mobil sesudah aku masuk. Tapi, ketua tidak pergi ke arah markas!


"Ketua, sebenarnya kita mau ke mana?"

"Tenang saja, kita akan menjemput seorang anggota lagi"


"Oh......"


Tapi persaanku masih belum tenang.


Beberapa lama kemudian, ketua memberhentikan mobil di depan sebuah rumah. Di depan gerbang ada seorang cewek yang wajahnya tertutup topi dan membawa seekor serigala.


Dia masuk ke mobil dan membuka topinya. Aku melihatnya dan.....


"Aaaah!!" aku berteriak karena kaget melihat wajah anak itu.


Bab 7. Adik kembarku

"Hikari!?" kata anak itu

"Hanabi!?"


Keadaan menjadi hening sebentar. Sebenarnya Hanabi adik kembarku, tapi sekarang karena penampilan kita berbeda jadi tidak begitu mirip.


"Kenapa kau ada disini?" tanyaku.


"Terserah aku mau ada dimana!" balas Hanabi.


"Kalian sudah saling kenal?" tanya Komatsu.


"Dia adik kembarku!" jawabku.


"Tapi hubungan kalian kurang baik ya?" tanya Komatsu.


"Ya!" jawab Hanabi.


Selama perjalanan aku cemberut. Ketua sepertinya tidak mempedulikan kami berdua. Karena memikirkan Hanabi, aku tidak sadar kalau sudah sampai.


"Hei, kita sudah sampai!" kata Komatsu.


"Ya!" kataku dan Hanabi bersamaan.


Kami saling menatap lalu membuang muka.


"Sudah hentikan pertengkaran kalian! Cepat masuk!" kata ketua tidak sabar.


Kami segera menurunkan koper kami dari mobil dan masuk ke markas.


"Pilih kamar yang kalian suka." kata ketua.


Di markas memang banyak kamar kosong. Aku memilih kamar di sebelah kamar Raichi dan Hanabi di depan kamarku.


"Hanabi, Hikari ayo berkumpul!" teriak ketua.


Aku dan Hanabi segera pergi ke tempat latihan.


"Apa yang harus aku lakukan?" tanyaku.


"Kalian coba saja pusatkan energi kalian. Sekarang pakai partner saja"


"Oke! Ayo Sora, kalahkan Hanabi!" 


"Tsuki ayo! Kita juga jangan kalah!"


Aku segera melakukan apa yang disuruh ketua. Dahiku bercahaya,ketua menyuruhku konsentrasi dan mengeluarkan kekuatan yang terkumpul.


Tiba-tiba cahaya keluar dari tubuhku dan dalam sekejap ruangan menjadi terang bahkan seluruh markas. Semuanya berlari ke tempatku karena kaget melihat cahaya.


"Cukup Hikari! Itu hebat, tapi lain kali kendalikan kekuatanmu!" kata ketua.


Aku segera berhenti mengeluarkan kekuatanku. Semua bertepuk tangan kecuali Hanabi. Dia pasti sangat kesal...

Entah kenapa aku teringat dengan masa laluku dan kenapa aku tidak suka Hanabi.

Aku dan Hanabi terpisah sejak lahir, kami bertemu lagi saat berusia 8 tahun. Mama dan Papa kelihatan lebih sayang pada Hanabi.


Hanabi selalu diberikan mainan yang dia inginkan dan aku hanya bisa meminjamnya dari Hanabi, itupun kalau Hanabi mau meminjamkannya.


Hanabi sering pamer dengan barang-barangnya, mungkin karena itu aku dan dia sering berkelahi. 

Saat ulang tahunku yang ke 10, Mama dan Papa memberiku sebuah liontin berbentuk hati, ada namaku di liontin itu juga foto keluarga di dalamnya. Itu hadiah pertama yang aku terima dari orang tuaku.


Beberapa minggu setelah itu mereka pergi ke luar kota dan menghilang. Katanya mereka kecelakaan pesawat tapi aku tidak percaya.


Lalu aku dan Hanabi diambil oleh paman dan bibi.


Kenapa aku jadi mengingatnya ya? Ini kan tidak ada hubungannya dengan Shinjitsu......


Aku melihat Hanabi masih berusaha mengeluarkan kekuatannya. Sekarang sudah mulai gelap, ketua menyuruh Hanabi istirahat saja tapi Hanabi tidak mau.


Ketua membiarkan Hanabi latihan sendiri dan meninggalkannya.

Bab 8. Hanabi Yuuki

Aku menghampiri Hanabi.

"Hei, kau baik-baik saja?" tanyaku sambil melempar jus kaleng padanya.


“Aku baik-baik saja...."


"Anggota lain menunggumu di ruang makan!"


"Yah kau pergi saja duluan"


"Lebih baik kau datang saja! Nanti kau sakit!"


"Cerewet! Ya sudah aku pergi!"


Lalu kami pergi ke ruang makan. Di sana semua anggota sudah duduk di bangku masing-masing.


Mereka tidak komentar apa-apa tentang aku dan Hanabi.


Ah... Tak terasa sudah pagi. Aku ketiduran saat belajar untuk ulangan besok. Aku segera bangun dari meja belajar di kamar baruku dan segera bersiap-siap ke sekolah.


Saat aku melewati gerbang sekolah terdengar bisik-bisik "ada murid pindahan baru loh". Sepertinya mereka belum melihatnya. Aku tidak tertarik dengan murid baru itu.


Bel sudah berbunyi, semua murid segera masuk ke kelas masing-masing. Setelah semuanya masuk, guru kami memanggil murid pindahan.


"Namaku Hanabi Yuuki, senang bertemu dengan kalian"


Ah! Murid pindahannya ternyata Hanabi. Dan..... dia berpenampilan sama persis denganku! Apa tujuannya sekarang sih!?

"Hei! Apa yang akan kau lakukan? Kenapa meniru penampilanku!?"

"Bukan urusanmu! Jangan ikut campur!"


"Jangan macam-macam!" Lalu aku meninggalkan Hanabi.


Begitulah hari pertama Hanabi sekolah bersamaku. Sepertinya teman-teman juga menjauhi Hanabi, mungkin karena dia mirip denganku.


Sepulang sekolah Hanabi mengikutiku pulang sedangkan Raichi langsung pergi menangkap teroris yang akhir-akhir ini sering mengebom gedung.


Di tengah jalan aku dan Hanabi diserang oleh seseorang. Gawat! Bagaimana ini? Aku hanya bisa mengeluarkan cahaya dan Hanabi belum bisa mengeluarkan kekuatannya.


Dia menyerang! Aku mengeluarkan cahaya dan mengajak Hanabi kabur. Sepertinya tidak berhasil..... Musuh menghindar dan langsung berada di depan kami.


Ini sangat buruk! Kami terdesak. Musuh telah bersiap-siap menyerang kami tapi Hanabi mengarahkan tangannya pada musuh dan "Duar!!" Lahar menyembur dari tangan Hanabi.


Kerumunan orang segera datang, kami langsung kabur ke markas. Aku tidak mau repot-repot menjelaskan kejadian yang tidak bisa dipercaya pada polisi.

Ketika aku dan Hanabi sampai di merkas Hanabi langsung masuk ke kamarnya. Dan ketua yang sedang mengerjakan sesuatu di komputernya langsung menyambutku.

"Kerja bagus!" kata ketua.


"Kenapa?" tanyaku.


"Itu penjahat yang dicari-cari polisi. Dia sangat berbahaya...."


"Tapi kenapa dia menyerang kami dan tidak kaget dengan kekuatanku?"


"Makanya dia kubilang sangat berbahaya. Dia mengetahui tentang Shinjitsu makanya aku menyuruh Raichi menangkapnya ....."


"Tapi kau dan Hanabi sudah duluan" sela Raichi.


"Memang seharusnya kau saja! Untung saja Hanabi bisa mengekuarkan laharnya..."


"Sebaiknya kalian makan saja sekarang! Dan untuk Hikari setelah makan lanjutkan latihan dan tolong panggil Hanabi juga" kata ketua.


Aku dan Raichi pergi ke ruang makan. Makanan sudah tersedia tapi tidak ada orang yang makan di situ. Mungkin setelah pulang sekolah mereka langsung menjalankan tugas menangkap penjahat.


Setelah makan aku mengganti bajuku, memanggil Hanabi untuk latihan dan pergi ke tempat latihan untuk melanjutkan latihan.


"Ayo lanjutkan latihannya!" kata Hanabi dengan tidak sabaran.


"Ya.. Sekarang untuk Hikari coba mengumpulkan cahaya dari luar tubuhmu dan mengubahnya menjadi setipis benang dan mengubahnya menjadi jaring-jaring"


"Ya akan kucoba..."


"Lalu untuk Hanabi coba dinginkan laharmu dan mengubahnya menjadi sesuatu yang tajam"


"Yaa...."


Aku mencoba melakukannya tapi tidak semudah yang kalian pikirkan. Aku harus mengumpulkan cahaya dari luar dan mengubahnya menjadi jaring yang bisa memotong.


Bab 9. Latihan yang sulit

Aku mencobanya berkali-kali tapi selalu gagal.... Itu sangat sulit!

Hanabi sedang mencoba mendinginkan laharnya dan mengubahnya menjadi batuan tajam. Sepertinya dia kesuliatan untuk mendinginkan laharnya. Latihan ini memang sulit...


Hari sudah mulai sore, kami baru mengalami sedikit kemajuan. Aku sudah bisa mengumpulkan cahaya dan Hanabi sudah bisa mendinginkan laharnya. Ya, tidak banyak kemajuan.


"Kalian boleh istirahat sekarang. Latihan akan dilanjutkan besok." kata ketua.


Aku memang sudah sangat capek. Aku masuk ke kamarku dan mandi. Setelah mandi aku tidur sampai jam makan malam. Hari ini sangat melelahkan......


Akhirnya tiba juga jam makan malam. Tapi hari ini orang yang makan sedikit sekali.Mereka adalah Ryuuki, Naito, Komatsu, Hanabi dan aku. Yang lain pasti sedang mendapat tugas.


Hanabi menghabiskan makanannya dengan cepat dan segera kembali ke kamarnya. Dia sudah seperti itu sejak tadi pagi. Sepertinya dia merencanakan sesuatu. Kira-kira apa yang dia rencanakan ya?


Setelah selesai makan aku  masuk ke kamarku. Aku berlatih sebentar dan jaring-jaringnya sudah mulai terbentuk. Sudah 1 jam sejak aku berlatih dan aku jadi kelelahan. Aku segera menyiapkan buku dan tidur.


Gawat, aku bangun kesiangan! Sekarang sudah jam 7 lewat. Aku segera mandi, memakai seragamku, mengambil tas, memakai sepatu dan berlari ke sekolah.


Karena kekuatanku, aku bisa berlari dalam kecepatan cahaya. Itu tidak begitu sulit. Yang sulit itu menyesuaikan diri saat berlari. "Bruk!" aku jatuh di samping sekolah.


Yah, lumayan untuk percobaan pertama. Aku jadi tidak terlambat masuk kelas.


Bab 10. Keributan Di Sekolah

Ini aneh! tidak ada orang di halaman depan sekolah padahal biasanya banyak. Aku melihat jam sekali lagi, sekarang masih jam 7.55 bel masih 5 menit lagi tapi kenapa tidak ada orang?

Semuanya bertambah aneh saat masuk ke gedung sekolah. Suasana di dalam sunyi, hening dan... tidak ada siapapun! Ini bukan hari libur kok! Apa yang terjadi dengan murid-murid dan guru-guru di sini? Aku berlari menuju kelasku dan tidak ada seorangpun di sana.

Aku mendengar jeritan di belakang sekolah. Langsung saja aku melihat dari jendela, jendela kelasku menghadap ke belakang sekolah. Aku sangat kaget saat melihat ini!

Kalian pasti tidak akan percaya! Semua murid dan guru tergeletak di lapangan, apa mereka pingsan atau..... MATI!? Tanpa pikir panjang aku segera berlari ke belakang sekolah.

"Syukurlah mereka masih hidup!" Kataku lega.

Tapi siapa yang melakukan semua ini? Aku baru sadar, Raichi dan Hanabi tidak ada!! Aku memanggil Sora, yah aku juga jarang memanggil Sora kecuali saat latihan.

"Wuuush" Sora segera datang. Aku dan Sora memindahkan murid dan guru ke dalamgedung sekolah sebelum terjadi keributan dan para polisi berdatangan.

Memindahkan mereka yang jumlahnya ribuan memang makan waktu cukup lama. Setelah itu Sora pergi ke markas. Tapi, Sora tidak menemukan mereka di markas! Terpaksa aku pergi mencari mereka dengan Sora.

Pertama aku harus mencari anggota Shinjitsu dulu, aku yakin itu akan sangat membantu saat menemukan pelakunya. Aku pergi lagi ke sekolah, mungkin saja ada yang sudah sadar sadar dan aku bisa bertanya pada mereka.

Begitu sampai di sekolah aku dan Sora segera memeriksa semua orang yang pingsan. Setelah setengah jam kami selesai memeriksa semuanya, hasilnya tidak ada satupun yang sudah sadar.

Aku pergi ke lapangan untuk mencari jejak, tapi yang kutemukan adalah seorang anak aneh bersayap dan memakai topeng yang berbentuk seperti burung. Aku mencoba mendekatinya tapi dia langsung lenyap.

Aku kembali ke gedung sekolah dengan rasa penasaran. Tiba-tiba Hanabi muncul di depanku dan bertanya.

"Kau melihat anak bersayap yang memakai topeng?"

"Ya, tadi dia berdiri di sana, lalu menghilang. Memangnya kenapa dengan anak itu?"

"Tanyanya nanti saja! Sekarang kita harus mengejar anak itu" teriak Raichi dari belakang.

"Eh? Hei tunggu! Apa yang terjadi sih?!"

Dasar! Mereka mengabaikan pertanyaanku! Aku mengikuti mereka tanpa tau apa-apa.

Awalnya kupikir kejadian ini dilakukan penjahat biasa yang bisa dikalahkan dengan mudah, kali ini sepertinya masalah yang cukup serius....


Bab 11. Secarik Kertas Merah
(sudut pandang aku tidak dipakai lagi)

Hanabi dan Raichi segera pergi mengikuti jejak-jejak anak bertopeng misterius itu tanpa menceriakan apa-apa pada Hikari. Hikari yang tidak tau apa-apa hanya mengikuti Hanabi dan Raichi dari belakang menuju bukit di pinggiran kota.

“Sial! Kita kehilangan jejak!” kata Raichi

“Memangnya kenapa dengan anak itu?” tanya Hikari

“Anak itu... Dia yang membuat semua murid di sekolah pingsan dan dia mengambil partner Raichi”jawab Hanabi.

“Sudah hampir gelap sekarang. Ayo kita istirahat dulu” kata Raichi

“Istirahat saja di rumahku, tidak jauh dari sini kok!”

“Itu ide bagus!” kata Hanabi

Rumah Hikari memang tidak terlalu jauh dari bukit itu. Memang lebih baik di rumah Hikari karena markas letaknya terlalu jauh. Semuanya juga sudah sepakat dengan pendapat Hikari

Mereka  segera berjalan ke rumah Hikari untuk istirahat sebentar. Hikari sedang mengingat-ingat apa saja bahan mekanan yang tersisa di kulkasnya 1 minggu yang lalu. Mungkin saja semuanya sudah busuk sekarang.

5 menit kemudian mereka sampai di rumah Hikari. Semuanya langsung masuk ketika pintu dibukakan, dan segera duduk di sofa sambil menghela nafas. Tapi Hikari langsung bangkit lagi dan memeriksa persediaan mie instantnya.

Untung saja masih tersisa 5 di lemari Hikari. Hikari segera memasak mie instant itu untuk Raichi dan Hanabi yang sedang duduk di sofa. Beberapa menit kemudian mereka sudah di meja makan dengan semangkuk mie panas.

Semuanya sudah kenyang sekarang dan siap untuk melakukan pencarian lagi. Raichi sudah berusaha menghubungi markas Shinjitsu tetapi tidak ada tanggapan sama sekali. Semua beranggapan mereka sedang mencari juga.

Tiba-tiba ada suara kaca yang pecah di sudut ruangan. Sebuah panah sudah menancap di tembok dengan secarik kertas merah. Mereka segera melihat ke luar jendela itu tapi itu sia-sia. Tidak ada jejak lagi yang tersisa.

“ Aku akan membukanya oke?” kata raichi

“Cepat buka saja!!!” kata Hikari dan Hanabi.

Raichi membuka lipatan kertasnya. Kertas itu berisi teka-teki yang aneh. Raichi membacanya

“Tempat anak-anak bermain dan bersenang-senang
Semua yang menyeramkan dan menyenangkan ada di situ
Banyak jeritan ketakutan dan juga jeritan kesenangan
Semua orang pasti mengenal tempat ini
  Pergilah saat semua cahaya menjadi seperti bintang”

“Itu.... seseorang pasti menyuruh kita pergi ke suatu tempat” kata Hanabi

“Semua petunjuk megarah pada taman ria. Tapi taman ria yang mana?” kata Raichi

“Taman ria Nakamura... Semua orang pasti mengenal tempat itu” kata Hikari

“Pergilah saat cahaya menjadi seperti bintang... saat lampu menyala...... saat malam! Pergilah saat malam!” kata Hanabi

“Sekarang sudah hampir malam! Cepat kita ke sana!” kata Raichi

Semuanya mengikuti Raichi ke Taman Ria Nakamura.

Bab 12. Bagian Atas tubuh

Mereka sudah sampai di Nakamura. Suasananya sangat aneh, sangat sepi. Tidak ada satupun orang yang terlihat di Nakamura. Perasaan cemas meliputi tubuh Hikari, Hanabi dan Raichi.

Mereka berjalan masuk ke dalam Taman Nakamura. Sudah ada surat tantangan lagi, kertas berwarna merah yang ditempel di belakang gerbang Nakamura.

“Selama 2 jam, carilah apa yang harus kau cari
  Yang sudah diambil tidak akan kembali
 Mereka akan tertidur selamanya
 Temukan emas yang paling kau sayangi di bagian atas tubuh”
“Mereka akan tertidur selamanya! Jangan-jangan... Itu semua orang di sekolah! Apa mereka belum sadar juga?!” kata Hikari

“Temukan yang paling kau sayangi... Kin (emas, nama partner Raichi) Di bagian atas tubuh.... bagian atas tubuh.... bagian atas tubuh.... kepala” gumam Raichi

“Dimana kepala itu?? Patung? Tapi di sini ada banyak patung!” kata Hikari

“Kita hanya diberi waktu 2 jam! Cepat bergerak!!” kata Hanabi

Semuanya segera berpencar untuk memeriksa semua patung. Semuanya terasa seperti sudah berjam-jam mereka mencari dan membuka semua kepala patung yang ada. Tapi Kin masih belum ditemukan.

“Sudalah aku menyerah!” kata Hanabi

“Jangan menyerah dulu! Mungkin yang dimaksudkan bukan kepala patung” kata Hikari

“Bagaimana kalau cafe? Head’s Cafe?” kata Raichi

“Bingo! ” kata Hikari dan Hanabi

“Kenapa tidak bilang dari tadi sih!” Hanabi mengeluh

“Sudalah! Cepat pergi!” kata Hikari

Mereka pergi ke cafe itu dan menemukan Kin sedang tertidur di sangkar. Dan ada kertas merah itu lagi! Kertas merah itu tertempel di tembok di sebelah sangkar Kin.

“Sekarang apa lagi isinya....?” tanya Hanabi

“Tunggu sebentar” kata Hikari

“Waktu kalian hanya 1 jam lagi
Ingatlah yang sudah diambil tidak akan kembali
Temui aku tempat yang semuanya hanyalah ilusi
Di tempat yang terdapat mata yang besar
Tidak ada 1pun yang nyata disana”

“Tidak ada yang nyata disana....” gumam mereka bertiga

Jangan-jangan.....!!!!!  mereka bergumam dalam hati

Bab 13. Tidak Ada Yang Nyata

“ ayo kita pergi sekarang! Kita hanya puny waktu 1 jam lagi!” kata raichi

Mereka semua segera pergi ke “tempat itu”. Sudah pasti mereka tergesa-gesa, hanya tersisa 25 menit lagi. Kalau telat sedikit saja semuanya tidak akan sadar selamanya (mati).

Sepertinya ini tidak akan mudah. Ditengah jalan mereka diserang oleh Michiru, Hitomi dan Akira. Mereka terlihat seperti dikendalikan, menatap mereka dengan tatapan kosong.

“Hei!! Sadarlah!!!” teriak Raichi

Itu semua tida berguna, mereka tidak mendengarkan dan terus menyerang. Hikari merasa tidak ingin melukai teman sendiri, begitu juga Raichi dan Hanabi. Mereka hanya terus menghindar.

Tapi terus menghindar tidak akan membawa efek apapun. Raichi mulai menyerang Akira dengan bola apinya. Tapi sayangnya apinya diapadamkan oleh air Hitomi

“Sial! Air kelemahanku!” guman Raichi

Perlahan-lahan Hikari dan hanabi juga ikut menyerang.  Hanabi menyerang Akira, laharnya kena tapi tidak terlalu melukai. Akira balas menyerang Hanabi,bayangannya menjalar dan mencabik lengan Hanabi. Sekarang lengan hanabi sudah penuh dengan luka gores yang mengalirkan darah.

“Mereka terlalu kuat!” kata Hikari

“Jangan menyerah!” kata Raichi
“Aku tidak menyerah kok” kata Hikari

Hikari mengubah cahayanya menjadi setipis benang, sekarang cahanya hanya berupa sorotan cahanya super kecil. Hikari menyerang Hitomi dengan membuat goresan-goresan tipis yang agak dalam di tubuh Hitomi dengan hati-hati.

Sekarang tubuh Hitomi juga penuh dengan torehan yang agak dalam. Hitomi balas menyerang dengan tombak airnya, itu membuat betis Hikari terluka sedikit parah.

Sekarang Raichi sedang menyerang Michiru. Raichi menembakan bola-bola apinya pada michiru sedangkan michiru membuat listriknya menjalar dan menyetrum tubuh Raichi.

Hikari, Hanabi dan Raichi sudah kelelahan. Entah sudah berapa lama waktu terbuang gara-gara mereka. Sedangkan Akira, Michiru dan Hitomi meskipun mereka juga sudah terluka tapi mereka terlihat biasa saja.

Sekarang mereka harus bagaimana supaya bisa mengalahkan Akira, Michiru dan Hitomi? Mereka semua terlalu kuat dan lebih berpengalaman daripada Raichi yang baru 1 tahun masuk Shinjitsu apalagi Hanabi dan Hikari yang baru 1 bulan.

“Hikari, keluarkan cahaya. Alihkan perhatian mereka, kita akan kabur. Hanabi semprotkan lahar pada mereka aku akan membantu” bisik Raichi

“ok”

Hikari menyorotkan cahaya ke mereka bertiga, Hanabi dan Raichi menyemprotkan lahar dan api.

Untuk sementara mereka berhasil kabur. Tapi mereka pasti akan segera mengejar.

Hikari, Hanabi dan Raichi harus cepat sampai ke “tempat itu” sebelum terkejar. Berapa banyak waktu yang tersisa?

Mereka harus sudah sampai sekarang. Sepertinya Akira, Michiru dan Hitomi tidak mengejar..... Kenapa ya?

Bab 14. Sampai ke “Tempat Itu”

Mereka sampai ke “tempat itu”, tempat yang terdapat “mata yang besar” tanpa ada gangguan. Mereka segera mencari “yang tidak nyata” di dalamnya.

Sayangnya, mereka dihalangi oleh sekawanan lebah. Semua lebah langsung menyerang.

“Hanabi, kau sudah bisa mengubah laharmu?” tanya Hikari

“Akan kucoba” Kata Hanabi

Hanabi mencobanya tapi gagal. Raichi dan Hikari mencoba menghabisi lebah itu tetapi lebah itu seperti tidak ada habisnya.

Hanabi terus mencoba mengubah laharnya tapi hasilnya hanya batuan yang tak karuan bentuknya. Lebah-lebah itu tidak berkurang meskipun mereka bertiga sudah menghabisi banyak.

“Ayolah!” gumam Hanabi

Tiba-tiba ribuan batuan tajam menyerbu lebah-lebah itu. Dalam sekejab hanya tersisa sedikit lebah. Hikari segera saja menghabisi lebah itu. Banyak barang yang berjatuhan di “tempat itu” akibat pertarungan melawan lebah.

Akhirnya mereka sampai ke tempat “yang tidak nyata”. Ada! Orang itu ada disana! Tapi dia bukan anak yang tadi.... utusannya mungkin? Orang itu bersembunyi di bayangan rak.

“Kalian hebat juga bisa sampai di sini” kata suara parau itu

“Lalu selanjutnya apa!?” kata Raichi

“Tidak ada apa-apa”

“Cepat sadarkan semua orang di sekolah!” kata Hikari

“Hmmm...... Bagaimana ya?”

“Cepat!!” kata Hanabi

“Hahahaha! aku hanya bercanda.... mereka sudah sadar kok! Tenang saja... aku hanya ingin mengetes kalian saja”

“APA!!!!” teriak mereka bertiga

“Apa kau gila!!? Untuk apa kau melakukan hal konyol seperti itu?” kata Hikari

“(terbatuk kecil) apa kalian tidak mengenalku?

Suaranya tidak parau lagi, sepertinya suara parau itu dibuat-buat. Dan suara ini tidak asing bagi mereka bertiga. Mungkinkah dia itu.....

“Ketua!?” mereka bertiga kaget

“Akhirnya sadar juga...” kata ketua sambil keluar dari bayangan

“Lalu Hitomi, Michiru dan Akira bagaimana?”tanya Hanabi

“Mereka baik-baik saja... Mereka hanya bersandiwara saja kok”

“Jadi yang tadi itu Cuma pura-pura saja?” tanya Hikari

“Tentu saja. Kalian jadi berkembang karena itu kan... Tidak ada ruginya”

“Kau bilang tidak ada ruginya? Kami terluka tau!” kata Raichi

“Luka seperti itu tidak ada artinya.. sebentar juga sembuh”

“Itu sudah tradisi untuk semua anggota baru” kata Hitomi yang datang dari belakang

“Tak kusangka kalian terpikir untuk sampai ke tempat ini” kata ketua

“Tentu saja tidak ada yang nyata di sana... Sudah pasti itu cerita fiksi dan mata besar itu poster yang di tempel di depan toko ini” kata Raichi

“Tentu saja tempat itu adalah toko buku!” kata Hikari

“Wah... otak kalian encer juga ya! ayo kembali ke markas dan sembuhkan luka kalian” kata ketua

“Hei! Lalu siapa anak bertopeng itu?” tanya Hanabi

“Dia adikku. Dia sangat membantu kan?” kata ketua

“Jadi itu hanya sayap tiruan?”

“Tentu saja”

“Sudahlah, ayo pulang” kata Hitomi

Semuanya sudah selesai, mereka pulang ke markas Shinjitsu. Tapi.... apakah ini benar-benar sudah selesai? Tampak seseorang sedang duduk di atas atap. Siapa kah dia?

“Hm... mereka benar-benar sudah berubah seperti itu” kata pria misterius itu.

Bab 15. Pria Misterius

Keesokan harinya, seorang pria. Wajah dan tubuhnya ditutupi oleh bayangan lemari tinggi di kantornya.

Pria itu sedang memegang kalung berbentuk matahari besar yang terbuat dari kristal berwarna merah. Pria itu sedang duduk di meja kerjanya.

Pria itu... dia berbicara dengan kalung!

“Yah.... aku sudah melihat mereka. Mereka sudah bertambah besar dan berkembang”

“Benarkah? Mungkin lebih baik kau temui saja mereka”

Ini aneh.. Kalung itu bisa berbicara! Suara itu terdengar seperti suara perempuan

“Tidak mudah kalau langsung menemui mereka. Aku akan bermain-main dulu sekalian mengetes kemampuan mereka”

“Terserah kau sajalah”

“Aku akan membuat permainan ini menjadi sangat menarik. Sampai kau tidak bisa berkedip”

“Jadi permainan apa yang akan kau buat?”

“Yah.. akan kurencanakan”

Tiba-tiba 5 orang pria datang ke ruangan itu.

“Silahkan ambil kertas ini. Di situ tertulis misi kalian” kata Pria misterius

“Baiklah” jawab ke 5 orang pria itu

“Apakah kau serius dengan misi kali ini?”

“tentu saja, segera laksanakan misi itu”

“Baik!”

Di markas shinjitsu, Hanabi kaget dan terbangun dari tidurnya. Dia memimpikan pria itu.

“Hanya mimpi? Tadi... misi yang diberikan...”

Hanabi memikirkannya, kepalanya seperti terbelah memikirkan itu. Mungkin lebih baik tidak usah memikirkannya lagi pula itu hanya mimpi.

“Aaaah... masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan... masih ada waktu untuk mengerjakannya sekarang” kata Hanabi sambil melihat jamnya.

Di lain tempat, pria misterius sedang duduk dan meminum kopi di kantornya.

“Permainan akan segera dimulai... aku tak sabar melihat perkembangannya” gumamnya

“Apa kau sudah yakin?” tanya kalung

“Pasti... aku sudah merencanakannya”

Bab 16. Naito Dan Hanabi

“Sedang apa?” kata Naito di telinga Hanabi

Hanabi kaget dan hampir menggunting tangannya sendiri. Hanabi menengok ke belakang dan tanpa sengaja Hanabi mencium pipi Naito. Wajah Hanabi dan Naito segera menjadi merah.

“Se, se, sedang apa kau di kamarku?”

“Pintu kamarmu terbuka dan kulihat kau sedang membuat sesuatu. Jadi... apa yang kau lakukan?”

Hanabi segera menghalangi pekerjaannya di belakang tubuhnya.

“Bukan apa-apa kok!”

“Baiklah... kau tidak siap-siap? Sekarang sudah jam 5.30 loh”

“Kau pergi saja dulu” kata Hanabi sambil mendorong Naito keluar dari kamarnya.

“Hampir saja....” gumam Hanabi

Setelah itu Hanabi menyimpan pekerjaanya di lemari dan menguncinya, lalu Hanabi bersiap-siap ke sekolah.

30 menit kemudian Hanabi keluar dari kamarnya. Di luar, Hikari, Raichi, Ryuuki dan Naito sedang sarapan di meja makan. Hanabi segera bergabung dengan mereka.

Hanabi menghabiskan makanannya dengan cepat dan pergi ke sekolah.

“Heii! Kenapa buru-buru sih?” kata Naito

“Bukan urusanmu!” kata Hanabi sambil memakai sepatu

“Kenapa dia terburu-buru sih?” tanya Naito

“entahlah... belakangan ini dia memang begitu” kata Raichi

“Oh...”

Sesaat kemudian mereka semua sudah selesai makan dan berangkat ke sekolah. Naito berpisah dengan Raichi dan Hikari di tengah jalan.

“Hmmm... menarik sekali. Apa ya yang dikerjakannya ya?” gumam Naito

Di kantornya, pria misterius sedang melihat foto seseorang. Dia tersenyum misterius saat melihat foto-foto itu. Lalu seseorang mengetuk pintu dan membukanya.

“Aku sudah melakukan semuanya”

“Baguslah... semuanya akan berjalan lancar sekarang”

Naito bersiul memanggil merpatinya.

“Hato, coba kau ikuti Hanabi dan cari tau apa yang dia lakukan. Ok?”

Hato bersiul kecil lalu terbang ke arah sekolah Hanabi dan menghilang di balik pepohonan.

Bab 17. Hikari dan Raichi

Hikari dan Raichi sedang berjalan di koridor. Di koridor itu tidak ada seorangpun karena ini masih terlalu pagi.

Hikari terus-menerus tersenyum. Raichi mulai curiga dengan senyumannya itu.

“Kenapa kau senyum-senyum terus seperti itu?” tanya Raichi ytang melihat Hikari terus tersenyum

“Tidak ada apa-apa kok” jawab Hikari sambil terus tersenyum

“Kau bohong! Aku bisa mengetahui kalau kau berbohong”

“Oke, aku hanya senang saja kok”

“senang kenapa?”

“Rahasia” kata Hikari sambil berlari

“Heii!”

Tapi tiba-tiba loker besi di sebelah Hikari jatuh. Raichi segera berlari dan melindungi Hikari. Raichi menjadi tertimpa loker dan terjepit.

“Raichi!! Kau tidak apa-apa? Heei!” Hikari meneteskan air mata

“Tenanglah aku tidak apa-apa hanya karena luka segini. Kau cepat cari pertolongan saja”

Hikari mengangguk dan berlari mencari guru. Karena melindunginya Raichi jadi terluka seperti itu. Hikari sangat ketakutan, seluruh tubuhnya gemetar dan mengeluarkan keringat dingin.

Raichi ingin segera menggunakan kekuatannya tapi terlalu berbahaya kalau sampai ada yang melihat. Raichi melihat benang tipis ada di loker itu! Jadi.... ada yang mengincar nyawa Hikari!

“Gawat!” gumam Raichi

“kyaaaa!!” Hikari berteriak.

Jendela di samping Hikari pecah. Pecahan kacanya mengenai tubuh Hikari.

“Kau tidak apa-apa?”

Ketua sudah membawa Hikari pergi dari genangan kaca itu. Tubuh Hikari tergores dan berdarah.

“Apa yang sebenarnya terjadi? Aku sudah mengalami ini 2 kali” tanya Hikari

“Entahlah.... kemungkinan besar ada seseorang yang mengincar nyawamu”

“Tapi untuk apa?”

“Aku tidak tau... yang penting jangan jauh-jauh dari Raichi”

“Raichi! Dia sekarat!”

“Siapa yang sekarat bodoh?!” Raichi tiba muncul

“Aku sudah menolongnya dari tadi” kata ketua

“Pokoknya jangan jauh-jauh dariku kalau kau masih belum mau mati” kata Raichi

Hikari menatap Raichi, tubuhnya memar karena melindungi Hikari. Hikari langsung memeluknya tanpa basa-basi.

“Maaf....” kata Hikari sambil menangis

“Tak perlu minta maaf. Lepaskan aku”

“Kalian sebaiknya ke uks saja. Aku akan mengawasi Hanabi, mungkin saja nyawanya juga terancam” kata ketua

Hikari dan Raichi pergi ke uks. Guru uks terkejut melihat luka mereka.

“Apa yang terjadi!?”

“Itu... hmmm...tadi...” hikari bingung bagaimana cara menjelaskannya

“Hanya kecelakaan kecil” kata Raichi

“Kecelakaan kecil? Oh sudahlah! Cepat ke sini, luka itu harus diobati”

Hikari dan Raichi dibiarkan tidur dulu sebentar di uks. Saat berbaring Raichi langsung tidur sedangkan Hikari masih melamun dulu.

Siapa yang mengincar nyawanya dan untuk apa? Lukanya terasa sakit, kepalanya pusing. Hikari memandang Raichi yang sedang tidur dia terlihat sangat lelah.

Hikari mulai merasa ngantuk ruangan itu terasa berputar-putar. Hikari memejamkan matanya dan tertidur.

Bab 18. Serangan di Kelas

Di kelas 1-3 Hanabi melirik kesana-kemari mencari Hikari dan Raichi. Tapi yang ditemukannya hanyalah Hato yang sedang terbang di sekitar jendela.

“apa sih yang mau dia lakukan sampai mengirim merpatinya segala” gumam Hanabi

Hanabi merasa cemas dengan Hikari dan Raichi. Tadi pagi Hikari dan Raichi kan makan bersamanya... apa yang terjadi ya?

Hanabi tidak tahan lagi ingin memeriksa sekolah. Lagipula dia pasti tidak akan mengikuti pelajaran sejarah yang membosankan dengan baik. Mungkin saatnya memakai cara lama untuk bolos pelajaran.

“Pak! Perut saya sakit, boleh ijin ke UKS?”

“Wah... salah makan ya? Cepat ke UKS nanti tambah parah”

“Iya pak..”

Guru sejarah memang gampang ditipu.... Hanabi segera memeriksa lorong-lorong sekolah. Ternyata Hanabi benar, ada loker yang jatuh dan pecahan kaca yang berserakan.

“Sebenarnya apa yang terjadi sih? Merpati itu juga mengikutiku terus” gumam Hanabi

Hanabi berjalan-jalan lagi tapi seseorang dibelakang Hanabi mengenggam lengannya. Hanabi langsung saja menoleh ke belakang. Ternyata itu hanya Earl (ayo review lagi bagi yang ga tau Earl itu siapa).

“Kau membuatku kaget!!”

“Lagipula siapa yang menyuruh mu bolos? Cepat kembali ke kelas sana”

“Di mana Hikari dan Raichi? Mereba baik-baik saja? Mereka di mana? Apa ada hubungannya dengan loker dan kaca itu? ---”

“Stop! Tanyanya satu-satu dong... Hikari dan Raichi hanya luka kecil saja. Mereka ada di UKS, sedang tidur”

“Lalu mereka luka karena loker dan kaca itu kan? Kenapa loker itu bisa jatuh? Kenapa kacanya bisa pecah?”

“Ssssst! Tenang dulu Hanabi. Hmmm bagaimana cara menjelaskannya ya?”

“menjelaskan apa?”

“Yaaah... nyawa Hikari diincar kemungkinan dia (pria misterius)  yang melakukannya. Mungkin dia juga mengincar nyawamu”

“ Dia? Dia siapa?”

“Aku hanya pernah bertemu dengan dia sekali. Dia sangat kuat, aku tidak begitu mengenalnya tapi dia pernah menyebut nama kalian saat dia mengalahkanku”

Hanabi terdiam. Kepalanya dipenuhi dengan “dia”. “dia” siapa? Kenapa bisa tau Hikari dan Hanabi? Apa yang direncanakannya dengan mereka berdua?

“Kenapa bengong? Tidak jadi ke UKS nih?”

“Aku mau!”
Tapi dari kelas 1-3 terdengar ledakan. Semua yang ada dalam kelas itu berhamburan ke luar kelas.

“Gawat! Mereka pasti mengincarmu! Pergilah ke UKS dan bangunkan Hikari dan Raichi”

“Lalu kau bagaimana?”

“Aku akan mengurus mereka sebentar”

Hanabi segera berlari ke UKS. Hikari dan Raichi memang masih tidur, wajah mereka polos sekali sampai membuat Hanabi kesal.

“Hei orang-orang malas ayo bangun!!! Heiiiii!!”

“Ah memangnya kenapa sih?” kata Hikari sambail menggosok-gosok matanya

“Apa yang terjadi?” kata Raichi sambil menguap

“Kalian ini sama saja! Kelas kita diserang tau!”

“APA!!!??” teriak Hiakri dan Raichi bersamaan

“Aduuh~ bersemangat sekali teriaknya! Ayo cepat ke sana”

Hikari, Hanabi dan Raichi segera ke kelas 1-3. Di sana terjadi kebakaran dari jendela.  Pintu masuk sudah tertutup api, ada beberapa murid masih terjebak di dalam. Apa yang harus mereka lakukan?

Tapi dari dalam seperti ada angin yang menghembus sampai ke depan kelas. Dari kobaran api keluar Naito yang menggendong 4 orang cewek yang pingsan.

“Kenapa kau bisa ada di sini?” tanya Hanabi

“Tentu saja karena Hato yang memberitauku”

“Sepertinya kita harus membuat pingsan seluruh isi sekolah ini” kata Raichi

Ketua mengambil botol kecil dan membukanya. Sebuk sebuk kemerahan menyebar ke seluruh sekolah dan perlahan orang-orang menjadi pingsan.

“Shinjitsu! Saatnya bekerja!” kata ketua

(uda tau belum Earl itu siapa?)

Bab 19. Siapa yang datang?

Ketua, Raichi dan Naito pergi mencari pelaku ledakan itu. Hikari, Hanabi dan Hitomi yang sudah dipanggil Hato.

“Kenapa kita juga disuruh memadamkan api sih!?” keluh Hanabi

“Sudah diam saja” kata Hikari

Hikari dan Hanabi menyiram api dengan air yang diambil dari toilet. Hitomi juga mengguanakan kekuatannya untuk memadamkan api.

Apinya sudah melahap 4 kelas dan akan bertambah lagi. sangat susah memadamkannya hanya dengan 4 orang.

Anggota lainnya masih dicari, tapi sebelum mereka datang gedung  ini terlanjur habis.

Mereka bertiga sudah kelelahan dan panik sedangkan kelas yang sudah berhasil dipadamkan hanya 2 kelas. Apinya sudah mulai merambat dan melahap 5 kelas.

“Api ini tidak ada habisnya!” keluh Hanabi

“Kau lebih baik diam saja deh” kata Hikari

“Ayo berusaha sedikit lagi sampai yang lain datang” kata Hitomi

“Kalau mereka datang juga tidak ada gunanya.. sekolah ini pasti sudah tinggal puing-puing” kata Hanabi

“Jangan pesimis begitu dong! Ayo bangun” kata Hitomi

Di tengah-tengah kelelahan mereka, keajaiban terjadi. Semua api berubah menjadi es. Siapa yang membuat semua ini? Apakah dewa itu memang ada?

Ternyata semua itu dibuat oleh 2 orang asing yang datang mengampiri mereka bertiga. 2 orang itu... cowok kembar?!

“Wah.... Ada 2 pasang kembar di sini....”kata Hitomi

“Terima kasih sudah membantu kami. Ngomong-ngomong kalian ini siapa?”

“Namaku Alv dan dia Zen. Kami murid pindahan. Kalau kalian?”

“Hikari”

“Hitomi”

“Hahabi. Rasanya aku pernah bertemu kalian di suatu tempat deh” kata Hanabi

“Benarkah? Tapi kami baru bertemu denganmu sekarang. Mungkin hanya perasaanmu saja” Alv

“Yah sudalah. Lupakan saja” kata Hanabi

“Kebakaran ini karena apa sih?” tanya Zen

“Entahlah.... kata ketua ada orang yang mengincar nyawaku dan Hikari”

“Wah itu bahaya sekali” kata Alv

“Sekarang dimana orang yang menyebabkan kebakaran ini?” tanya Zen

“Teman kami sedang mencarinya” kata Hikari

“Ayo kita bergabung dengan mereka” kata Alv

“Baiklah, ayo berangkat” kata Hitomi

Mereka berlima pergi menyusul ketua. Semester ini sepertinya banyak murid pindahan aneh.  Selanjutnya apa lagi ya?

Bab 20. Princess?

Ketua, Naito dan Raichi berhadapan dengan seorang pria berambut emas,  mempunyai mata semerah darah dan taring yang tajam di lapangan. Pria itu juga seusia dengan mereka

Bagaimanapun juga dia terlihat seperti vampire yang sangat keren dengan dikelilingi oleh emas cair.

Dingin namun hangat, kejam namun lembut, ganas namun menenangkan, terang namun gelap.  Mungkin  itu yang dapat mengekspresikannya tatapan yang seolah-olah mengetahui segalanya.

“Hei kenapa kau meledakan kelas?!” kata Naito

“Kenapa yaa? Aku hanya iseng”

“Hanya iseng?? Apa kau gila!?” kata Raichi

“Kau terlalu cerewet, aku akan meldekan kalian segera”

Pria itu mencampurkan sesuatu ke dalam emas cairnya. Itu adalah... bubuk mesiu! Jadi itulah cara yang digunakannya untuk meledakan kelas.

“Kemampuanku adalah mengubah emas menjadi wujud yang kumau dan aku sudah mengembangkannya dengan bubuk mesiu ini” katanya sambil menjentikan jarinya dengan tenang

Butiran emas padat berisi bubuk mesiu yang akan meledak saat menyentuh sesuatu melesat ke arah mereka bertiga.

“Duaaar” emasnya meledak. Gumpalan asap bergumpal-gumpal di sekeliling mereka bertiga. Pria itu membalikan badan dan berjalan tapi terdengar teriakan dibelakangnya.

“Hei! Mau kabur ya?” kata Naito

“Wah wah... kalian masih hidup ya... merepotkan deh”

Asapnya mulai mereda dan mereka mulai terlihat. Ternyata itu ketua, mereka bertiga melayang sejauh 30 meter.

“Masih belum mati ya? Merepotkan...”

Ketua, Naito dan Raichi perlahan turun dan mendarat ke tanah.

“Hoi, namaku Earl siapa namamu?”

“Ryuzaki. Kau beruntung menanyakan namaku karena orang yang menanyakan namaku akan mati dalam 1 menit.” katanya sambil membentuk emasnya menjadi duri raksasa

“On” duri raksasa itu langsung jatuh ke arah Ketua, Raichi dan Naito. 

Tapi duri itu seperti tertahan seolah-olah ada dinding transparan di udara. Tapi sebenarnya itu hanya gaya tolak yang dikeluarkan ketua.

“Alpha” Ryuzaki menjentikan jarinya, duri itu berpindah ke belakang ketua.

Sepertinya ada satu butir emas kecil di belakang ketua dan ada 1 tulisan kanji di emas itu. Tapi emas itu meleleh, Hanabi dan Raichi menyemprotkan lahar dan api bersamaan.

“Kenapa kau ada di sini? Bagaimana dengan apinya?” tanya Raichi

“Tentu saja sudah dipadamkan” kata Hanabi

“Wah Princess... melelehkannya hanya akan mengubah bentuknya saja. Tapi emas tetaplah emas”

“Princess?? Maksudmu aku?” Hanabi terheran-heran

Ryuzaki tidak menjawab. Dia memadatkan dan merubah emasnya menjadi busur dan panah. Busur dan panah itu melesat ke genggaman Ryuzaki dan dia mulai menembak.

Panahnya melesat sangat cepat dan “Drak!” panahnya berbenturan dengan perisai lahar beku milik Hanabi. Setelah itu panahnya terpotong oleh jaring Hikari.

“Kau ngotot sekali Princess. Tapi panah itu bisa meledak dan membuat perisai yang rapuh itu hancur loh. On”

Benar saja, panahnya meledak. Sepertinya Ryuzaki sudah mencapur semua emasnya dengan mesiu.

Tapi..... ini bukan hanya mesiu saja! Emasnya juga dicampur dengan obat tidur yang sangat kuat. Dalam sekejap saja semuanya langsung tertidur.

“Sial.... aku lengah” kata ketua sambil terjatuh dan tertidur

“Merepotkan sekali melawan mereka semua sekaligus. Lagipula teman mereka sepertinya sudah datang” gumam Ryuzaki

Ryuzaki.... dia berubah menjadi serigala hitam! Walaupun dalam wujud serigala terlihat sangat jahat dengan tatapan lebih dingin dari es apapun. Lalu dia berlari menembus udara yang hangat di sore hari itu.

Princess kembar yang merepotkan... sayangnya aku tidak boleh membunuhnya batin Ryuzaki





Bab 21. Kado ulang tahun

15 menit kemudian Ryuuki, Komatsu, Michiru dan Akira datang ke lapangan sekolah. Mereka menggeleng-geleng kepala melihat tumpukan orang mati (tidur maksudnya).

Tapi... Alv dan Zen menghilang! Padahal tadi mereka masih ada.... tak ada yang tau kapan mereka pergi...

“Ckckck.... kita sudah susah payah datang tapi mereka malah asyik tidur” kata Michiru sambil menggelengkan kepala

“Tunggu bau ini....!!! semua tutup hidung!” perintah Komatsu

Serentak  mereka langsung menutup hidung mereka.

“Kenapa?” tanya akira

“Ini bau obat tidur dan ada racun yang bisa melumpuhkan gerakan” kata Komatsu

“Siapa ya lawan mereka sampi ketua juga bisa lengah seperti ini?” tanya Michiru

“Entahlah... tanya saja nantati setelah mereka sadar. Ryuuki kau bisa mengangkat mereka dengan saljumu?” kata Akira

“Aku juga baru mau melakukannya”

Ryuuki menjentikan jarinya dan kumpulan salju mulai mengangkat tumpukan orang tidur itu. Ryuuki, Komatsu, Akira dan Michiru segera kembali markas.

Sekarang semua anggota Shinjitsu sudah ada di markas. Orang-orang yang tertidur sudah diberi penawar racun dan tinggal menunggu mereka bangun.

Beberapa menit kemudian ketua sudah bangun.

“Hei kalian” panggil ketua

“Oh kau sudah bangun ya!” kata Michiru

“Ya, aku punya misi untuk kalian. Misi mengintai dan mengawal” kata ketua

“Mengintai dan mengawal?!” mereka berempat kaget

“Memangnya ada masalah apa? Siapa yang akan dikawal dan diintai?” tanya Akira

“Dia kembali. Dia mengincar Hikari dan Hanabi, Akira dan Ryuuki akan mengawal mereka lalu Michiru dan Komatsu mengintai gerak-gerik lawan yang menyerang Hikari dan Hanabi” kata ketua dengan tatapan gelisah

“Tunggu dulu, dia itu siapa?” tanya Komatsu

“Dia adalah gurunya ketua” jawab Michiru

“Tutup mulutmu! Aku sudah bilang untuk merahasiakannya!” kata ketua sambil meninggalkan ruang bawah tanah

Akira, Ryuuki, Michiru dan Komatsu terdiam melihat punggung ketua yang berjalan menaiki tangga. Mereka tidak membahas hal itu lagi.

Keesokan harinya semua berjalan seperti biasa di markas. Tapi saat Hikari dan Raichi sampai ke sekolah,Hanabi sudah menyambut mereka di gerbang.

“Ada apa sih?” tanya Hikari

“Lihat saja nanti” kata Hanabi

Di dalam kelas, sudah ada kue ulang tahun, spanduk besar bertuliskan “Selamat ulang tahun Hikari dan Hanabi!” dan banyak balon. Alv dan Zen juga ada di kelas.

“Wow! Jadi kau yang membuat semua ini?” kata Hikari kaget dan terharu

“Tentu saja tidak! Teman-temanmu juga ikut membantu kok”

“Teman? Tapi bukankah mereka---“

“Kupikir kau hanya cewek yang memancarkan aura aneh dan pendiam tapi kau lumayan asyik juga” kata Miyu salah satu teman sekelas Hikari

“Jangan-jangan.... Hanabi! Kau ya?”

“Betul! Aku menyamar jadi kamu!”

“Dasar! Tapi.... arigato Hanabi” bisik Hikari di telinga Hanabi

Semua murid kelas 1-3 bernyanyi lagu selamat ulang tahun untuk Hikari dan Hanabi. Tiba-tiba 3 ekor burung elang yang sangat besar masuk dari jendela yang terbuka dan meletakan 2 kado yang terbungkus rapi lalu mereka pergi lagi.

Di kado itu ada tulisan “For Hikari” dan “For Hanabi” dan di keduanya tidak ada nama pengirimnya.

Isi kado Hikari adalah kalung berbentuk sepasang sayap dengan pedang ditengahnya dan cincin dengan batu rubi.

Sedangkan isi kado Hanabi adalah kalung berbentuk sepasang sayap dengan panah dan busur di tengahnya lalu ada cincin dengan batu safir.

“Wow! Keren!” kata Hanabi

“Sangat!” tambah Hikari

Di kantornya dia sedang mengelus-elus elang yang tadi mengantarkan kado pada Hikari dan Hanabi. Jadi... dia adalah pengirim kado misterius itu? Berarti kalung dan cincin itu....

“Hei! Kado itu kan dari orang asing! Mungkin saja ada apa-apanya” kata Raichi cemas

“Bukan dari orang asing kok” jawab Hikari dan Hanabi  bersamaan. Mereka saling memandang heran.

“Bukan dari orang asing?” tanya Raichi

“Aku dapat kado seperti ini setiap tahun” kata Hikari

“Aku juga” kata Hanabi

“Setiap tahun?” tanya Raichi

“Yap” jawab Hikari dan Hanabi bersamaan

“Wow! Pengagum rahasia ya?” kata Alv yang dari tadi mendengarkan

“Mungkin” jawab Hikari dan Hanabi bersamaan lagi

Bab 22. Penculikan 

Bel tanda masuk sudah berbunyi, kelas 1-3 masih penuh dengan balon. Tapi hal seperti itu memang sudah wajar karena setiap kali ada murid yang ulang tahun pasti kelasnya dibuat seperti ini. Guru-guru juga sudah menyerah soal ini.

Sekarang giliran perkenalan Alv dan Zen. Kenapa ya semua murid-murid aneh ditempatkan di kelas 1-3... 

“Namaku Alv Star-ice dan dia Zen Star-ice. Oke, mohon bantuannya ya!” kata alv dengan penuh semangat

“Kau terlalu bersemangat nii-san” bisik Zen tanpa ekspresi

Zen seperti tidak pernah tersenyum dan tatapannya sangat dingin seperti Ryuzaki. Sedangkan Alv kebalikannya, selalu tersenyam dan bersemangat dan tatapannya juga sangat hangat.

Para cewek di sekolah terpana melihat 2 pria kembar yang sangat cool dengan kepribadian yang berbeda. Muncul idola baru di sekolah...

Setelah perkenalan, pelajaran matematika dimulai. Pelajaran ini disukai sebagian besar murid karena Takahata-sensei sangat tampan dan baik. 

Selain itu cara mengajarnya mudah dimengerti dan catatan yang diberikan selalu keluar saat ulangan umum karena itu rata-rata matematika di sekolah Seiryu selalu 8 ke atas.

Di tengah-tengah pelajaran, sesuatu melesat masuk ke kelas dan memecahkan kaca jendela. Dan.... “Duar” asap mulai menyebar dari benda itu. 

Seseorang masuk dengan memanfaatkan asap itu untuk menyembunyikan keberadaannya. Itu... Ryuzaki! 

“Sial! Ini bom asap!” kata Raichi kesal

“Sssst” desis Ryuzaki pada Miyu

Ryuzaki menggigit lehernya, dia sangat persis seperti vampire saat itu. Beberapa detik setelah digigit, Miyu pingsan. Tidak ada yang tau kalau Ryu sedang menyusup ke kelas saat itu.

Ryu menyusup ke luar jendela sambil menggendong Miyu tanpa diketahui siapapun. Perlahan-lahan asapnya mulai menipis.

“Dasar orang-orang bodoh.... Mereka bahkan tidak melihat keluar jendela..” batin Ryu 

Miyu yang masih pingsan masih berada di punggung Ryuzaki. Sedangkan di kelas mereka masih tidak menyadari kalau seorang teman mereka menghilang...

Ryuuki yang entah darimana berlari masuk ke kelas dan menghapiri Raichi, Hikari dan Hanabi. 

“Apa yang terjadi?” tanya Ryuuki

“Entahlah, seseorang melempar bom asap ke dalam kelas lagipula kenapa kau ada di sini?” kata Raichi

“Jangan pikirkan itu dulu! Jadi sekarang serangan apa yang mereka rencanakan?” kata Ryuuki pada dirinya sendiri

“Ah! Ini kan....” kata Alv sambil melihat kertas berwarna emas yang bertuliskan.....

To be continued....