»»  READMORE... My Adventure Story
RSS Contact

Sabtu, 29 Oktober 2011

0 komentar

Shinjitsu

Paer 23

Di lain tempat, pria misterius sedang duduk dan meminum kopi di kantornya.

“Permainan akan segera dimulai... aku tak sabar melihat perkembangannya” gumamnya

“Apa kau sudah yakin?” tanya kalung
“Pasti... aku sudah merencanakannya”

 “Sedang apa?” kata Naito di telinga Hanabi

Hanabi kaget dan hampir menggunting tangannya sendiri. Hanabi menengok ke belakang dan tanpa sengaja Hanabi mencium pipi Naito. Wajah Hanabi dan Naito segera menjadi merah.

“Se, se, sedang apa kau di kamarku?”

“Pintu kamarmu terbuka dan kulihat kau sedang membuat sesuatu. Jadi... apa yang kau lakukan?”

Hanabi segera menghalangi pekerjaannya di belakang tubuhnya.

“Bukan apa-apa kok!”

“Baiklah... kau tidak siap-siap? Sekarang sudah jam 5.30 loh”

“Kau pergi saja dulu” kata Hanabi sambil mendorong Naito keluar dari kamarnya.

“Hampir saja....” gumam Hanabi              

Setelah itu Hanabi menyimpan pekerjaanya di lemari dan menguncinya, lalu Hanabi bersiap-siap ke sekolah.

30 menit kemudian Hanabi keluar dari kamarnya. Di luar, Hikari, Raichi, Ryuuki dan Naito sedang sarapan di meja makan. Hanabi segera bergabung dengan mereka.


To be continued...


Senin, 24 Oktober 2011

0 komentar

Shinjitsu

Part 22

Di suatu tempat, seorang pria. Wajah dan tubuhnya ditutupi oleh bayangan lemari tinggi.

Pria itu sedang memegang kalung berbentuk matahari besar yang terbuat dari kristal berwarna merah. Pria itu sedang duduk di meja kerjanya.

Pria itu... dia berbicara dengan kalung!

“Yah.... aku sudah melihat mereka. Mereka sudah bertambah besar dan berkembang”

“Benarkah? Mungkin lebih baik kau temui saja mereka”

Ini aneh.. Kalung itu bisa berbicara! Suara itu terdengar seperti suara perempuan

“Tidak mudah kalau langsung menemui mereka. Aku akan bermain-main dulu sekalian mengetes kemampuan mereka”

“Terserah kau sajalah”

“Aku akan membuat permainan ini menjadi sangat menarik. Sampai kau tidak bisa berkedip”

“Jadi permainan apa yang akan kau buat?”

“Yah.. akan kurencanakan”

Tiba-tiba 5 orang pria datang ke ruangan itu.

“Silahkan ambil kertas ini. Di situ tertulis misi kalian” kata Pria misterius

“Baiklah” jawab ke 5 orang pria itu

Mereka berlima mengambil kertas masing-masing dan membacanya. Setelah itu mereka langsung pergi ke luar.

Di markas shinjitsu, Hanabi kaget dan terbangun dari tidurnya. Dia memimpikan pria itu.

“Hanya mimpi? Tadi... misi yang diberikan...”

Hanabi memikirkannya, kepalanya seperti terbelah memikirkan itu. Mungkin lebih baik tidak usah memikirkannya lagi pula itu hanya mimpi.

“Aaaah... masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan... masih ada waktu untuk mengerjakannya sekarang” kata Hanabi sambil melihat jamnya.

To be continued....

Minggu, 23 Oktober 2011

0 komentar

Naruto Lover

 I was surprised when I see my visitors on my another blog
http://myblognarutoloversindonesia.blogspot.com/
Wow '0'

Shinjitsu

Part 21

“Ketua!?” mereka bertiga kaget

“Akhirnya sadar juga...” kata ketua sambil keluar dari bayangan

“Lalu Hitomi, Michiru dan Akira bagaimana?”tanya Hanabi

“Mereka baik-baik saja... Mereka hanya kuberi obat penahan rasa sakit yang masih dalam masa percobaan”

“Jadi yang tadi itu Cuma pura-pura saja?” tanya Hikari

“Tentu saja. Kalian jadi berkembang karena itu kan... Tidak ada ruginya”

“Kau bilang tidak ada ruginya? Kami terluka tau!” kata Raichi

“Luka seperti itu tidak ada artinya.. sebentar juga sembuh”

“Itu sudah tradisi untuk semua anggota baru” kata Hitomi yang datang dari belakang

“Tak kusangka kalian terpikir untuk sampai ke tempat ini” kata ketua

“Tentu saja tidak ada yang nyata di sana... Sudah pasti itu komik dan mata besar itu poster yang di tempel di depan toko ini” kata Raichi

“Tentu saja tempat itu adalah toko buku!” kata Hikari
“Sudalah ayo kembali ke markas dan sembuhkan luka kalian” kata ketua

“Hei! Lalu siapa anak bertopeng itu?” tanya Hanabi

“Dia adikku” kata ketua

“Bersayap?”

“Hanya sayap pajangan saja”

“Grrrr ==’”

“Ayo pulang” kata Hitomi

Semuanya sudah selesai, mereka pulang ke markas Shinjitsu. Tapi.... apakah ini benar-benar sudah selesai? Tampak seseorang sedang duduk di atas atap. Siapa kah dia?

“Hm... mereka benar-benar sudah berubah seperti itu” kata orang misterius itu.

To be continued....

Copy-Paste

You can't copy-paste in my blog


Shinjitsu


Bab 1. Namaku Hikari

Namaku Hikari Yuuki, aku adalah siswi SMU Seiryu. Sejak dulu aku tidak punya teman.......

Entah kenapa mereka menjauhiku.

Kehidupanku masih tetap sama. Kegiatan, nilai dan tetap tidak punya teman. Tapi semuanya berubah berubah sejak "dia" masuk ke dalam kehidupanku.

"Dia" adalah siswa pindahan bernama Raichi yang pindah seminggu yang lalu.

Menurutku Raichi itu cowok aneh. Selama ini semuanya menjauhiku tapi, Raichi malah mendekatiku. 


Kau tau? Raichi populer di kalangan cewek sekolah. Setiap pagi dia selalu dikerumuni cewek cewek di sekolah...

Tapi dia lebih memilihku! dan itu sangat aneh!!!  

Mungkin karena terbiasa bersama Raichi, aku rasa aku jadi suka sama Raichi....


Dia juga misterius! setiap aku mengajaknya jalan jalan sepulang sekolah, dia bilang harus kerja sambilan, kalau aku bertanya dia kerja sambilan apa dia tidak mau memberi tau. Aku juga tidak tahu dimana rumahnya, alamat e-mail atau nomor hpnya.


Kemarin malam saat pulang dari mini market, aku melihat Raichi ada di taman, di depannya ada orang yang ambruk juga api di sekeliling tubuh Raichi!!! Api itu segera lenyap dan Raichi melihatku! Aku langsung lari tanpa berpikir lagi.


"Api apa itu!?"  aku bertanya dalam hati

Bab 2. Aku masuk ke Shinjitsu


Hari ini Raichi datang terlambat. Kenapa ya? Apa ada kaitannya dengan peristiwa kemarin? Dia juga kelihatan sakit.

Saat istirahat Raichi menarikku ke atap.


"Kemarin kau melihat api ini kan?" Kata Raichi sambil memperlihatkan apinya
"Hah!?" Aku sangat kaget, api itu asli

"Kau pasti kaget kan? Tenang saja aku tidak akan menyakitimu. Sebenarnya kau juga punya kekuatan seperti ini kok."
              
"Lalu apa tujuanmu sekarang?" Aku masih agak takut

"Awalnya aku ditugaskan menyelidikimu tapi karena sudah ketahuan tugasku adalah mengajakmu ikut ke Shinjitsu"

"Apa itu Shinjitsu? Kenapa harus aku?"

"Shinjitsu itu organisasi pemberantas kejahatan. Aku hanya ditugaskan untuk mengajakmu selebihnyaaku tidak tau"

"Apa kekuatanku ada hubungannya dengan teman-teman menjauhiku?"

"Mungkin saja secara tidak sadar mereka takut sama kekuatanmu"

"Aku ingin bertanya satu hal, apa Shinjitsu juga membunuh orang?" Aku masih kepikiran dengan orang yang ambruk di depan Raichi

"Kita bisa membunuhnya kalau tidak ada cara lain lagi. Jadi kau mau ikut tidak?

Aku masih takut dengan kata "membunuh" yang dikatakan Raichi tapi......
Aku memutuskan untuk mengatakan "Aku ikut.....



Bab 3. Pertemuan pertamaku


Sepulang sekolah Raichi mengajakku ke markas Shinjitsu. Markasnya terletak di tengah hutan yang jarang dikunjungi orang.

Ternyata markasnya sangat besar. Itu memang wajar karena semua anggota Shinjitsu tinggal di markas, juga ruang pertemuan dan tempat pelatihannya.


Selama perjalanan menuju ke ruang ketua mereka aku sempat melihat anggota anggota Shinijitsu.  



Ryuuki yang kekuatannya "Salju".
Michiru yang kekuatannya "Listrik".
Komatsu yang kekuatannya "Suara".
Naito yang kekuatannya "Angin".
Hitomi yang kekuatannya "Air" dia satu satunya cewek sebelum aku datang.
Akira yang kekuatannya "Bayangan".

Akhirnya aku sampai di ruangan ketua Shinjitsu. Wah wah..... Ketuanya adalah ketua Osis di sekolahku!!

Dia bernama Earl. Penampilannya lumayan aneh, terutama karena memakai penutup mata di mata kanannya. 
Sebenarnya aku sudah tau sejak pertama kali bertemu dengannya di sekolah, dia mempunyai mata dengan warna yang berbeda. Itu terlihat jelas karena di sekolah dia memakai kacamata.


Ketua menusuk jariku dengan jarum, mengambil darahku dan memasukannya ke dalam sebuah alat.


"Ini untuk mengetes kekuatanmu" Kata Earl.
Begitulah,padahal aku belum sempat protes karena dia menusukku tiba-tiba.


Setelah itu ketua menjelaskan tentang partner. Semua anggota Shinjitsu mempunyai partner hewan.


Raichi partnernya bird of paradise 
Ryuuki partnernya beruang kutub
Michiru partnernya rubah
Komatsu  partnernya kelelawar
Naito partnernya merpati
Hitomi partnernya axolotl
Akira partnernya ermine


Partner berguna untuk menaktifkan kekuatan sepenuhnya dan untuk membantu dalam misi
Saat menemukan partner yang cocok akan muncul segel di dahi dan bersinar. Partner juga akan mempunyai segel yang sama


Bab 4. Awal kehidupan baruku

Begitulah, awal kehidupan baruku.....

Raichi mengantarku pulang karena sudah malam. Aku tinggal sendiri jadi tak masalah kalau pulang malam. Kapan-kapan aku akan menceritakan kenapa aku tinggal sendiri.


Begitu masuk rumah langkah kakiku agak berat. Aku langsung masuk ke kamar dan tidur.


Besoknya aku pergi sekolah seperti biasa. Dan seperti biasa juga, Raichi dikerumuni cewek-cewek. Aku agak cemburu juga....


Begitu aku melangkah masuk, mereka mengajak Raichi menjauhiku. Tapi Raichi mendekatiku dan membisikan "Ke markas setelah pulang sekolah". Selanjutnya, Raichi duduk di bangkunya.


Sepulang sekolah aku bersama Raichi pergi ke markas. Ketua menghampriku dengan wajah senang.


"Kekuatanmu Cahaya! Sebenarnya kekuatan itu sangat jarang" kata ketua.


Ketua mengajakku ke ruangan yang penuh dengan berbagai jenis hewan. Markas ini aneh kan? sampai punya kebun bintang.


Dahiku mulai bersinar redup. Ketua mulai mencari hewan yang mengeluarkan cahaya. Di bagian elang, ada satu elang yang mengeluarkan cahaya. Ketua mendekatkan elang itu dan muncul segel di dahiku dan elang itu.


"Partnermu adalah elang ini"


Ketua bilang elangnya harus diperiksa dulu. Ketua menyuruhku ikut ke tempat pemeriksaan. Tapi saat melewati tempat latihan "Braak!!" seseorang menjebol atap.


Di tempat latihan ada Akira, Michiru dan Hitomi.

"Para re-code menyerang" kata Hitomi.


"Cegah dia!" kata ketua.


Akira bersiap dengan bayangan yang berbentuk seperti sabit panjang. Michiru bersiap dengan pedang dari petir. Hitomi bersiap dengan tombak air.


Mereka langsung menyerang re-code itu. "Bruk" Hitomi kena pukulannya dan dia kelihatan sangat kesakitan.


"Hati-hati...... dia pengguna racun!" kata Hitomi lalu pingsan.


Akira dan Michiru berusaha menyerang re-code itu, tapi semua serangan mereka tidak mengenainya. Mereka malah luka-luka.


Aku tidak tahan lagi melihat mereka. Tubuhku bergerak sendiri untuk menyerang re-code itu dan tanpa sadar aku telah mengalahkannya.


Re-code itu dimsukan ke dalam ruangan khusus. Ruangan khusus dibuat supaya orang yang di dalamnya tidak dapat menggunakan kekuatannya, juga memakai bahan khusus sehingga tidak bisa dijebol.


Ketua menyuruh semua anggota berkumpul.


"Sekarang kita harus memperbaiki atapnya" kata Komatsu.


"Hitomi juga sepertinya keracunan, kita harus cepat-cepat membawanya ke Prof. Aoi" kata Naito.


"Atapnya biarkan saja, besok akan diperbaiki. Sekarang kalian bawa Hitomi, Michiru dan Akira ke laboratorium Prof. Aoi. Nanti aku dan Hikari akan menyusul" kata ketua.


Mereka langsung membawa Hitomi, Michiru dan Akira ke laboratorium Prof. Aoi.


"Hikari, bagaimana kau bisa mengeluarkan kekuatan yang begitu besar?" tanya ketua.


"Aku tidak tau... Waktu itu aku sangat marah dan saat sadar dia sudah tumbang"


"Baiklah jadi kau mempunyai kekuatan yang merespon emosimu dan kau belum bisa mengendalikannya. Besok kita akan mengadakan latihan khusus" 


Lalu kami menyusul mereka ke lab.


Bab 5. Profesor Aoi

Aku sampai di laboratorium. Laboratoriumnya terletak di ruang bawah tanah markas Shinjitsu. Laboratoriumnya lebih besar dari yang kukira.

Laboraroriumnya terbagi menjadi 4 ruangan. Ruang penelitian, ruang pemeriksaan, ruang perawatan dan ruang untuk membuat obat obatan.


Di sana juga banyak dokter dan perawat yang punya kekuatan "penyembuhan". Anggota Shinjitsu melakukan pemeriksaan rutin.


"Prof. Aoi! Ada beberapa anggota keracunan. Tolong diobati" kata ketua.


"Cepat bawa ke ruang pemeriksaan!" kata Prof. Aoi.


Lalu Hitomi dibaringkan di tempat tidur sedangkan Akira dan Michiru memilih duduk saja. Dokter spesialis bagian racun yang bernama Sishi memeriksa Hitomi. Dia meletakan tangannya di kepala hitomi, tiba-tiba gumpalan cairan keluar dari mulut Hitomi.


"Cairan apa itu?" tanyaku.

"Ini racun dari tubuh Hitomi" jawab Dokter Sishi.

Dokter Sishi memindahkan racun itu ke baskom. Prof. Aoi mengambil sedikit racun dan memindahkannya ke sebuah tabung. Dia menelitinya dan membuat penawar racunnya untuk menawarkan racun yang masih tersisa di tubuh Hitomi juga untuk Akira dan Michiru.


"Hikari, kau boleh pulang sekarang" kata ketua.


"Kau juga boleh tinggal kalau kau mau"


"Terima kasih, tapi aku pulang saja"


"Boleh aku mengantarmu?" tanya Ryuuki.


“Boleh...."


Akhirnya aku diantar Ryuuki dan sekarang sedang dalam perjalanan.


"Ng.... Ryuuki, apa itu re-code?"


"....... Itu.... semacam musuh Shinjitsu... Mereka sering berbuat kejahatan di kota"


"Apa masih ada lagi musuh Shinjitsu?"


"Ya.. Para Code : Name. Mereka ada bermacam-macam termasuk re-code"


"Oh........"


"Apa kau sudah menamai partnermu?"


"Yaa.... Namanya Sora"


"Dimana partnermu sekarang?"


"Kata ketua dia masih harus diperiksa"


"Ya sudah"


Beberapa menit kemudian aku sampai di rumahku


"Ya, sampai di sini saja"


"Baiklah. Daah..."


"Daah"


Aku mengeluarkan kunci dari tasku, membuka pintu dan masuk ke dalam rumah. Aku memasak mie instan. Sekarang sudah jam 9, aku menyiapkan buku untuk besok dan langsung mandi.


Setelah itu aku masuk ke kamar dan segera tidur.


Bab 6. Pindah

"Kriiiiiing!!" alarm berbunyi membangunkanku. Sekarang sudah jam 6 pagi, aku segera bersiap-siap ke sekolah. Kejadian kemarin membuatku lelah.

Aku memasuki gerbang sekolah, tak ada yang berubah sejak kemarin. Saat istirahat ketua memanggilku ke ruang Osis.


"Sepulang sekolah nanti bereskan barang-barangmu, kau akan pindah ke markas nanti" kata ketua.


"Untuk apa?"


"Untuk latihan khusus"


"Ya sudah......"


Sepulang sekolah, aku pulang ke rumah dan membereskan barang-barangku. Sebenarnya rumah ini adalah rumah orang tuaku yang sudah meninggal. 


Aku keluar rumah dan ketua sudah menjemputku dengan mobilnya. Di dalam ada Sora dan Komatsu.


Ketua segera menjalankan mobil sesudah aku masuk. Tapi, ketua tidak pergi ke arah markas!


"Ketua, sebenarnya kita mau ke mana?"

"Tenang saja, kita akan menjemput seorang anggota lagi"


"Oh......"


Tapi persaanku masih belum tenang.


Beberapa lama kemudian, ketua memberhentikan mobil di depan sebuah rumah. Di depan gerbang ada seorang cewek yang wajahnya tertutup topi dan membawa seekor serigala.


Dia masuk ke mobil dan membuka topinya. Aku melihatnya dan.....


"Aaaah!!" aku berteriak karena kaget melihat wajah anak itu.


Bab 7. Adik kembarku

"Hikari!?" kata anak itu

"Hanabi!?"


Keadaan menjadi hening sebentar. Sebenarnya Hanabi adik kembarku, tapi sekarang karena penampilan kita berbeda jadi tidak begitu mirip.


"Kenapa kau ada disini?" tanyaku.


"Terserah aku mau ada dimana!" balas Hanabi.


"Kalian sudah saling kenal?" tanya Komatsu.


"Dia adik kembarku!" jawabku.


"Tapi hubungan kalian kurang baik ya?" tanya Komatsu.


"Ya!" jawab Hanabi.


Selama perjalanan aku cemberut. Ketua sepertinya tidak mempedulikan kami berdua. Karena memikirkan Hanabi, aku tidak sadar kalau sudah sampai.


"Hei, kita sudah sampai!" kata Komatsu.


"Ya!" kataku dan Hanabi bersamaan.


Kami saling menatap lalu membuang muka.


"Sudah hentikan pertengkaran kalian! Cepat masuk!" kata ketua tidak sabar.


Kami segera menurunkan koper kami dari mobil dan masuk ke markas.


"Pilih kamar yang kalian suka." kata ketua.


Di markas memang banyak kamar kosong. Aku memilih kamar di sebelah kamar Raichi dan Hanabi di depan kamarku.


"Hanabi, Hikari ayo berkumpul!" teriak ketua.


Aku dan Hanabi segera pergi ke tempat latihan.


"Apa yang harus aku lakukan?" tanyaku.


"Kalian coba saja pusatkan energi kalian. Sekarang pakai partner saja"


"Oke! Ayo Sora, kalahkan Hanabi!" 


"Tsuki ayo! Kita juga jangan kalah!"


Aku segera melakukan apa yang disuruh ketua. Dahiku bercahaya,ketua menyuruhku konsentrasi dan mengeluarkan kekuatan yang terkumpul.


Tiba-tiba cahaya keluar dari tubuhku dan dalam sekejap ruangan menjadi terang bahkan seluruh markas. Semuanya berlari ke tempatku karena kaget melihat cahaya.


"Cukup Hikari! Itu hebat, tapi lain kali kendalikan kekuatanmu!" kata ketua.


Aku segera berhenti mengeluarkan kekuatanku. Semua bertepuk tangan kecuali Hanabi. Dia pasti sangat kesal...

Entah kenapa aku teringat dengan masa laluku dan kenapa aku tidak suka Hanabi.

Aku dan Hanabi terpisah sejak lahir, kami bertemu lagi saat berusia 8 tahun. Mama dan Papa kelihatan lebih sayang pada Hanabi.


Hanabi selalu diberikan mainan yang dia inginkan dan aku hanya bisa meminjamnya dari Hanabi, itupun kalau Hanabi mau meminjamkannya.


Hanabi sering pamer dengan barang-barangnya, mungkin karena itu aku dan dia sering berkelahi. 

Saat ulang tahunku yang ke 10, Mama dan Papa memberiku sebuah liontin berbentuk hati, ada namaku di liontin itu juga foto keluarga di dalamnya. Itu hadiah pertama yang aku terima dari orang tuaku.


Beberapa minggu setelah itu mereka pergi ke luar kota dan menghilang. Katanya mereka kecelakaan pesawat tapi aku tidak percaya.


Lalu aku dan Hanabi diambil oleh paman dan bibi.


Kenapa aku jadi mengingatnya ya? Ini kan tidak ada hubungannya dengan Shinjitsu......


Aku melihat Hanabi masih berusaha mengeluarkan kekuatannya. Sekarang sudah mulai gelap, ketua menyuruh Hanabi istirahat saja tapi Hanabi tidak mau.


Ketua membiarkan Hanabi latihan sendiri dan meninggalkannya.


Bab 8. Hanabi Yuuki

Aku menghampiri Hanabi.

"Hei, kau baik-baik saja?" tanyaku sambil melempar jus kaleng padanya.


“Aku baik-baik saja...."


"Anggota lain menunggumu di ruang makan!"


"Yah kau pergi saja duluan"


"Lebih baik kau datang saja! Nanti kau sakit!"


"Cerewet! Ya sudah aku pergi!"


Lalu kami pergi ke ruang makan. Di sana semua anggota sudah duduk di bangku masing-masing.


Mereka tidak komentar apa-apa tentang aku dan Hanabi.


Ah... Tak terasa sudah pagi. Aku ketiduran saat belajar untuk ulangan besok. Aku segera bangun dari meja belajar di kamar baruku dan segera bersiap-siap ke sekolah.


Saat aku melewati gerbang sekolah terdengar bisik-bisik "ada murid pindahan baru loh". Sepertinya mereka belum melihatnya. Aku tidak tertarik dengan murid baru itu.


Bel sudah berbunyi, semua murid segera masuk ke kelas masing-masing. Setelah semuanya masuk, guru kami memanggil murid pindahan.


"Namaku Hanabi Yuuki, senang bertemu dengan kalian"


Ah! Murid pindahannya ternyata Hanabi. Dan..... dia berpenampilan sama persis denganku! Apa tujuannya sekarang sih!?

"Hei! Apa yang akan kau lakukan? Kenapa meniru penampilanku!?"

"Bukan urusanmu! Jangan ikut campur!"


"Jangan macam-macam!" Lalu aku meninggalkan Hanabi.


Begitulah hari pertama Hanabi sekolah bersamaku. Sepertinya teman-teman juga menjauhi Hanabi, mungkin karena dia mirip denganku.


Sepulang sekolah Hanabi mengikutiku pulang sedangkan Raichi langsung pergi menangkap teroris yang akhir-akhir ini sering mengebom gedung.


Di tengah jalan aku dan Hanabi diserang oleh seseorang. Gawat! Bagaimana ini? Aku hanya bisa mengeluarkan cahaya dan Hanabi belum bisa mengeluarkan kekuatannya.


Dia menyerang! Aku mengeluarkan cahaya dan mengajak Hanabi kabur. Sepertinya tidak berhasil..... Musuh menghindar dan langsung berada di depan kami.


Ini sangat buruk! Kami terdesak. Musuh telah bersiap-siap menyerang kami tapi Hanabi mengarahkan tangannya pada musuh dan "Duar!!" Lahar menyembur dari tangan Hanabi.


Kerumunan orang segera datang, kami langsung kabur ke markas. Aku tidak mau repot-repot menjelaskan kejadian yang tidak bisa dipercaya pada polisi.

Ketika aku dan Hanabi sampai di merkas Hanabi langsung masuk ke kamarnya. Dan ketua yang sedang mengerjakan sesuatu di komputernya langsung menyambutku.

"Kerja bagus!" kata ketua.


"Kenapa?" tanyaku.


"Itu penjahat yang dicari-cari polisi. Dia sangat berbahaya...."


"Tapi kenapa dia menyerang kami dan tidak kaget dengan kekuatanku?"


"Makanya dia kubilang sangat berbahaya. Dia mengetahui tentang Shinjitsu makanya aku menyuruh Raichi menangkapnya ....."


"Tapi kau dan Hanabi sudah duluan" sela Raichi.


"Memang seharusnya kau saja! Untung saja Hanabi bisa mengekuarkan laharnya..."


"Sebaiknya kalian makan saja sekarang! Dan untuk Hikari setelah makan lanjutkan latihan dan tolong panggil Hanabi juga" kata ketua.


Aku dan Raichi pergi ke ruang makan. Makanan sudah tersedia tapi tidak ada orang yang makan di situ. Mungkin setelah pulang sekolah mereka langsung menjalankan tugas menangkap penjahat.


Setelah makan aku mengganti bajuku, memanggil Hanabi untuk latihan dan pergi ke tempat latihan untuk melanjutkan latihan.


"Ayo lanjutkan latihannya!" kata Hanabi dengan tidak sabaran.


"Ya.. Sekarang untuk Hikari coba mengumpulkan cahaya dari luar tubuhmu dan mengubahnya menjadi setipis benang dan mengubahnya menjadi jaring-jaring"


"Ya akan kucoba..."


"Lalu untuk Hanabi coba dinginkan laharmu dan mengubahnya menjadi sesuatu yang tajam"


"Yaa...."


Aku mencoba melakukannya tapi tidak semudah yang kalian pikirkan. Aku harus mengumpulkan cahaya dari luar dan mengubahnya menjadi jaring yang bisa memotong.


Bab 9. Latihan yang sulit

Aku mencobanya berkali-kali tapi selalu gagal.... Itu sangat sulit!

Hanabi sedang mencoba mendinginkan laharnya dan mengubahnya menjadi batuan tajam. Sepertinya dia kesuliatan untuk mendinginkan laharnya. Latihan ini memang sulit...


Hari sudah mulai sore, kami baru mengalami sedikit kemajuan. Aku sudah bisa mengumpulkan cahaya dan Hanabi sudah bisa mendinginkan laharnya. Ya, tidak banyak kemajuan.


"Kalian boleh istirahat sekarang. Latihan akan dilanjutkan besok." kata ketua.


Aku memang sudah sangat capek. Aku masuk ke kamarku dan mandi. Setelah mandi aku tidur sampai jam makan malam. Hari ini sangat melelahkan......


Akhirnya tiba juga jam makan malam. Tapi hari ini orang yang makan sedikit sekali.Mereka adalah Ryuuki, Naito, Komatsu, Hanabi dan aku. Yang lain pasti sedang mendapat tugas.


Hanabi menghabiskan makanannya dengan cepat dan segera kembali ke kamarnya. Dia sudah seperti itu sejak tadi pagi. Sepertinya dia merencanakan sesuatu. Kira-kira apa yang dia rencanakan ya?


Setelah selesai makan aku  masuk ke kamarku. Aku berlatih sebentar dan jaring-jaringnya sudah mulai terbentuk. Sudah 1 jam sejak aku berlatih dan aku jadi kelelahan. Aku segera menyiapkan buku dan tidur.


Gawat, aku bangun kesiangan! Sekarang sudah jam 7 lewat. Aku segera mandi, memakai seragamku, mengambil tas, memakai sepatu dan berlari ke sekolah.


Karena kekuatanku, aku bisa berlari dalam kecepatan cahaya. Itu tidak begitu sulit. Yang sulit itu menyesuaikan diri saat berlari. "Bruk!" aku jatuh di samping sekolah.


Yah, lumayan untuk percobaan pertama. Aku jadi tidak terlambat masuk kelas.



Bab 10. Keributan Di Sekolah

Ini aneh! tidak ada orang di halaman depan sekolah padahal biasanya banyak. Aku melihat jam sekali lagi, sekarang masih jam 7.55 bel masih 5 menit lagi tapi kenapa tidak ada orang?

Semuanya bertambah aneh saat masuk ke gedung sekolah. Suasana di dalam sunyi, hening dan... tidak ada siapapun! Ini bukan hari libur kok! Apa yang terjadi dengan murid-murid dan guru-guru di sini? Aku berlari menuju kelasku dan tidak ada seorangpun di sana.

Aku mendengar jeritan di belakang sekolah. Langsung saja aku melihat dari jendela, jendela kelasku menghadap ke belakang sekolah. Aku sangat kaget saat melihat ini!

Kalian pasti tidak akan percaya! Semua murid dan guru tergeletak di lapangan, apa mereka pingsan atau..... MATI!? Tanpa pikir panjang aku segera berlari ke belakang sekolah.

"Syukurlah mereka masih hidup!" Kataku lega. Tapi siapa yang melakukan semua ini? Aku baru sadar, Raichi dan Hanabi tidak ada!! Aku memanggil Sora, yah aku juga jarang memanggil Sora kecuali saat latihan.

"Wuuush" Sora segera datang. Aku dan Sora memindahkan murid dan guru ke dalamgedung sekolah sebelum terjadi keributan dan para polisi berdatangan.

Memindahkan mereka yang jumlahnya ribuan memang makan waktu cukup lama. Setelah itu aku dan Sora pergi ke markas. Tapi, mereka juga tidak ada di markas! Terpaksa aku pergi mencari mereka dengan Sora.

Pertama aku harus mencari anggota Shinjitsu dulu, aku yakin itu akan sangat membantu saat menemukan pelakunya. Aku pergi lagi ke sekolah, mungkin saja ada yang sudah sadar sadar dan aku bisa bertanya pada mereka.

Begitu sampai di sekolah aku dan Sora segera memeriksa semua orang yang pingsan. Setelah setengah jam kami selesai memeriksa semuanya, hasilnya tidak ada satupun yang sudah sadar.

Aku pergi ke lapangan untuk mencari jejak, tapi yang kutemukan adalah seorang anak aneh bersayap dan memakai topeng yang berbentuk seperti burung. Aku mencoba mendekatinya tapi dia langsung lenyap.

Aku kembali ke gedung sekolah dengan rasa penasaran. Tiba-tiba Hanabi muncul di depanku dan bertanya.

"Kau melihat anak bersayap yang memakai topeng?"

"Ya, tadi dia berdiri di sana. Memangnya kenapa dengan anak itu?"

"Tanyanya nanti saja! Sekarang kita harus mengejar anak itu" teriak Raichi dari belakang.

"Eh? Hei tunggu! Apa yang terjadi sih?!"

Dasar! Mereka mengabaikan pertanyaanku! Aku mengikuti mereka tanpa tau apa-apa. Awalnya kupikir kejadian ini dilakukan penjahat biasa yang bisa dikalahkan dengan mudah, kali ini sepertinya masalah yang cukup serius....



Bab 11. Secarik Kertas Merah
(sudut pandang aku tidak dipakai lagi)

Hanabi dan Raichi segera pergi mengikuti jejak-jejak anak bertopeng misterius itu tanpa menceriakan apa-apa pada Hikari. Hikari yang tidak tau apa-apa hanya mengikuti Hanabi dan Raichi dari belakang menuju bukit di pinggiran kota.

“Sial! Kita kehilangan jejak!” kata Raichi

“Memangnya kenapa dengan amak itu?” tanya Hikari

“Anak itu... Dia yang membuat semua murid di sekolah pingsan dan dia mengambil partner Raichi”jawab Hanabi.

“Sudah hampir gelap sekarang. Ayo kita istirahat dulu” kata Raichi

“Istirahat saja di rumahku, tidak jauh dari sini kok!”

“Itu ide bagus!” kata Hanabi

Rumah Hikari memang tidak terlalu jauh dari bukit itu. Memang lebih baik di rumah Hikari karena markas letaknya terlalu jauh. Semuanya juga sudah sepakat dengan pendapat Hikari

Mereka  segera berjalan ke rumah Hikari untuk istirahat sebentar. Hikari sedang mengingat-ingat apa saja bahan mekanan yang tersisa di kulkasnya 1 minggu yang lalu. Mungkin saja semuanya sudah busuk sekarang.

5 menit kemudian mereka sampai di rumah Hikari. Semuanya langsung masuk ketika pintu dibukakan, dan segera duduk di sofa sambil menghela nafas. Tapi Hikari langsung bangkit lagi dan memeriksa persediaan mie instantnya.

Untung saja masih tersisa 5 di lemari Hikari. Hikari segera memasak mie instant itu untuk Raichi dan Hanabi yang sedang duduk di sofa. Beberapa menit kemudian mereka sudah di meja makan dengan semangkuk mie panas.

Semuanya sudah kenyang sekarang dan siap untuk melakukan pencarian lagi. Raichi sudah berusaha menghubungi markas Shinjitsu tetapi tidak ada tanggapan sama sekali. Semua beranggapan mereka sedang mencari juga.

Tiba-tiba ada suara kaca yang pecah di sudut ruangan. Sebuah panah sudah menancap di tembok dengan secarik kertas merah. Mereka segera melihat ke luar jendela itu tapi itu sia-sia. Tidak ada jejak lagi yang tersisa.

“ Aku akan membukanya oke?” kata raichi

“Cepat buka saja!!!” kata Hikari dan Hanabi.

Raichi membuka lipatan kertasnya. Kertas itu berisi teka-teki yang aneh. Raichi membacanya

“Tempat anak-anak bermain dan bersenang-senang
  Semua yang menyeramkan dan menyenangkan ada di situ
  Banyak jeritan ketakutan dan juga jeritan kesenangan
  Semua orang pasti mengenal tempat ini
  Pergilah saat semua cahaya menjadi seperti bintang”

“Itu.... seseorang pasti menyuruh kita pergi ke suatu tempat” kata Hanabi

“Semua petunjuk megarah pada taman ria. Tapi taman ria yang mana?” kata Raichi

“Taman ria Nakamura... Semua orang pasti mengenal tempat itu” kata Hikari

“Pergilah saat cahaya menjadi seperti bintang... saat lampu menyala...... saat malam! Pergilah saat malam!” kata Hanabi

“Sekarang sudah hampir malam! Cepat kita ke sana!” kata Raichi

Semuanya mengikuti Raichi ke Taman Ria Nakamura.

Bab 12. Bagian Atas tubuh

Mereka sudah sampai di Nakamura. Suasananya sangat aneh, sangat sepi. Tidak ada satupun orang yang terlihat di Nakamura. Perasaan cemas meliputi tubuh Hikari, Hanabi dan Raichi.

Mereka berjalan masuk ke dalam Taman Nakamura. Sudah ada surat tantangan lagi, kertas berwarna merah yang ditempel di belakang gerbang Nakamura.

“Selama 2 jam, carilah apa yang harus kau cari
  Yang sudah diambil tidak akan kembali
 Mereka akan tertidur selamanya
 Temukan emas yang paling kau sayangi di bagian atas tubuh”
“Mereka akan tertidur selamanya! Jangan-jangan... Itu semua orang di sekolah! Apa mereka belum sadar juga?!” kata Hikari

“Temukan yang paling kau sayangi... Kin (emas, nama partner Raichi) Di bagian atas tubuh.... bagian atas tubuh.... bagian atas tubuh.... kepala” gumam Raichi

“Dimana kepala itu?? Patung? Tapi di sini ada banyak patung!” kata Hikari

“Kita hanya diberi waktu 2 jam! Cepat bergerak!!” kata Hanabi

Semuanya segera berpencar untuk memeriksa semua patung. Semuanya terasa seperti sudah berjam-jam mereka mencari dan membuka semua kepala patung yang ada. Tapi Kin masih belum ditemukan.

“Sudalah aku menyerah!” kata Hanabi

“Jangan menyerah dulu! Mungkin yang dimaksudkan bukan kepala patung” kata Hikari

“Bagaimana kalau cafe? Head’s Cafe?” kata Raichi

“Bingo! ” kata Hikari dan Hanabi

“Kenapa tidak bilang dari tadi sih!” Hanabi mengeluh

“Sudalah! Cepat pergi!” kata Hikari

Mereka pergi ke cafe itu dan menemukan Kin sedang tertidur di sangkar. Dan ada kertas merah itu lagi! Kertas merah itu tertempel di tembok di sebelah sangkar Kin.

“Sekarang apa lagi isinya....?” tanya Hanabi

“Tunggu sebentar” kata Hikari

“Waktu kalian hanya 1 jam lagi
 Ingatlah yang sudah diambil tidak akan kembali
 Temui aku tempat yang semuanya hanyalah ilusi
Di tempat yang terdapat mata yang besar
 Tidak ada 1pun yang nyata disana”

“Tidak ada yang nyata disana....” gumam mereka bertiga

Jangan-jangan.....!!!!!  mereka bergumam dalam hati

Bab 13. Tidak Ada Yang Nyata

“ ayo kita pergi sekarang! Kita hanya puny waktu 1 jam lagi!” kata raichi

Mereka semua segera pergi ke “tempat itu”. Sudah pasti mereka tergesa-gesa, hanya tersisa 25 menit lagi. Kalau telat sedikit saja semuanya tidak akan sadar selamanya (mati).

Sepertinya ini tidak akan mudah. Ditengah jalan mereka diserang oleh Michiru, Hitomi dan Akira. Mereka terlihat seperti dikendalikan, menatap mereka dengan tatapan kosong.

“Hei!! Sadarlah!!!” teriak Raichi

Itu semua tida berguna, mereka tidak mendengarkan dan terus menyerang. Hikari merasa tidak ingin melukai teman sendiri, begitu juga Raichi dan Hanabi. Mereka hanya terus menghindar.

Tapi terus menghindar tidak akan membawa efek apapun. Raichi mulai menyerang Akira dengan bola apinya. Tapi sayangnya apinya diapadamkan oleh air Hitomi

“Sial! Air kelemahanku!” guman Raichi

Perlahan-lahan Hikari dan hanabi juga ikut menyerang.  Hanabi menyerang Akira, laharnya kena tapi tidak terlalu melukai. Akira balas menyerang Hanabi,bayangannya menjalar dan mencabik lengan Hanabi. Sekarang lengan hanabi sudah penuh dengan luka gores yang mengalirkan darah.

“Mereka terlalu kuat!” kata Hikari

“Jangan menyerah!” kata Raichi
“Aku tidak menyerah kok” kata Hikari

Hikari mengubah cahayanya menjadi setipis benang, sekarang cahanya hanya berupa sorotan cahanya super kecil. Hikari menyerang Hitomi dengan membuat goresan-goresan tipis yang agak dalam di tubuh Hitomi dengan hati-hati.

Sekarang tubuh Hitomi juga penuh dengan torehan yang agak dalam. Hitomi balas menyerang dengan tombak airnya, itu membuat betis Hikari terluka sedikit parah.

Sekarang Raichi sedang menyerang Michiru. Raichi menembakan bola-bola apinya pada michiru sedangkan michiru membuat listriknya menjalar dan menyetrum tubuh Raichi.

Hikari, Hanabi dan Raichi sudah kelelahan. Entah sudah berapa lama waktu terbuang gara-gara mereka. Sedangkan Akira, Michiru dan Hitomi meskipun mereka juga sudah terluka tapi mereka terlihat biasa saja.

Sekarang mereka harus bagaimana supaya bisa mengalahkan Akira, Michiru dan Hitomi? Mereka semua terlalu kuat dan lebih berpengalaman daripada Raichi yang baru 1 tahun masuk Shinjitsu apalagi Hanabi dan Hikari yang baru 1 bulan.

“Hikari, keluarkan cahaya. Alihkan perhatian mereka, kita akan kabur. Hanabi semprotkan lahar pada mereka aku akan membantu” bisik Raichi

“ok”

Hikari menyorotkan cahaya ke mereka bertiga, Hanabi dan Raichi menyemprotkan lahar dan api. Untuk sementara mereka berhasil kabur. Tapi mereka pasti akan segera mengejar.

Hikari, Hanabi dan Raichi harus cepat sampai ke “tempat itu” sebelum terkejar. Berapa banyak waktu yang tersisa? Mereka harus sudah sampai sekarang. Sepertinya Akira, Michiru dan Hitomi tidak mengejar..... Kenapa ya?

Bab 14. Sampai ke “Tempat Itu”

Mereka sampai ke “tempat itu”, tempat yang terdapat “mata yang besar” tanpa ada gangguan. Mereka segera mencari “yang tidak nyata” di dalamnya.

Sayangnya, mereka dihalangi oleh sekawanan lebah. Semua lebah langsung menyerang.

“Hanabi, kau sudah bisa mengubah laharmu?” tanya Hikari

“Akan kucoba” Kata Hanabi

Hanabi mencobanya tapi gagal. Raichi dan Hikari mencoba menghabisi lebah itu tetapi lebah itu seperti tidak ada habisnya.

Hanabi terus mencoba mengubah laharnya tapi hasilnya hanya batuan yang tak karuan bentuknya. Lebah-lebah itu tidak berkurang meskipun mereka bertiga sudah menghabisi banyak.

“Ayolah!” gumam Hanabi

Tiba-tiba ribuan batuan tajam menyerbu lebah-lebah itu. Dalam sekejab hanya tersisa sedikit lebah. Hikari segera saja menghabisi lebah itu. Banyak barang yang berjatuhan di “tempat itu” akibat pertarungan melawan lebah.

Akhirnya mereka sampai ke tempat “yang tidak nyata”. Ada! Orang itu ada disana! Tapi dia bukan anak yang tadi.... utusannya mungkin? Orang itu bersembunyi di bayangan rak.

“Kalian hebat juga bisa sampai di sini” kata suara parau itu

“Lalu selanjutnya apa!?” kata Raichi

“Tidak ada apa-apa”

“Cepat sadarkan semua orang di sekolah!” kata Hikari

“Hmmm...... Bagaimana ya?”

“Cepat!!” kata Hanabi
“Hahahaha! aku hanya bercanda.... mereka sudah sadar kok! Tenang saja... aku hanya ingin mengetes kalian saja”

“APA!!!!” teriak mereka bertiga

“Apa kau gila!!? Untuk apa kau melakukan hal konyol seperti itu?” kata Hikari

“(terbatuk kecil) apa kalian tidak mengenalku?

Suaranya tidak parau lagi, sepertinya suara parau itu dibuat-buat. Dan suara ini tidak asing bagi mereka bertiga. Mungkinkah dia itu.....

To be continued....