RSS Contact

Sabtu, 14 Januari 2012

Shinjitsu


Power 1

Namaku Hikari Yuuki, aku adalah siswi SMU Seiryu yang terkenal dengan sebutan “Sekolah Elite”. Fasilitasnya sangat bagus, guru-gurunya sudah diseleksi ketat untuk masuk ke sekolah itu. Satu lagi, SMU itu dipenuhi anak-anak kaya.

Aku sejak dulu tidak punya teman, entah kenapa mereka menjauhiku. Mungkin karena aku buka orang kaya. Aku sudah terbiasa dengan ini jadi aku berhenti mendekati mereka dan tidak memikirkan alasan mereka untuk menjauhiku.

Aku tidak dibullying  tapi hanya diabaikan atau mungkin dibenci lalu dijauhi. Dari kecil aku sudah terbiasa hidup begini dan aku berhenti menangis karena itu sia-sia saja.

Aku sudah bisa melakukan semuanya sendiri tanpa dibantu siapapun karena dari kecil aku sudah diabaikan bahkan oleh keluargaku sendiri.

Setelah merasa orang tuaku tidak peduli aku berhenti untuk mengharapkan kasih sayang dari siapapun dan melakukan semuanya sendiri

Saat ini aku melakukan kerja part-time di cafe untuk memenuhi kebutuhanku sendiri. Karena aku tergolong murid cerdas, aku dapat beasiswa di SD, SMP dan SMU jadi aku tidak perlu pusing dengan biaya sekolah elit itu.

Kehidupanku sejak dulu masih tetap sama setiapharinya. Kegiatan, nilai dan tetap tidak punya teman. Tapi semuanya berubah berubah sejak "dia" masuk ke dalam kehidupanku.

"Dia" adalah siswa pindahan bernama Raichi yang pindah seminggu yang lalu. Dia memberikan sesuatu yang tidak kuharapkan, “kasih sayang” meskipun aku tidak memintanya. Rasanya baru kali ini aku mendapatkan sesuatu seperti itu.

Raichi selalu memperhatikanku dan membantuku, kasih sayang itu seperti candu. Lama kelamaan aku mulai kecanduan kasih sayang, Raichi sudah melelehkan hatiku yang dingin.

Dia mengubah aku yang cuek menjadi lembut sepertimu. Dia selalu  membuatku tersenyum setiap kali aku berada di dekatnya.

Dia bahkan pernah mengatakan sesuatu yang belum pernah kupikirkan sebelumnya, sesuatu yang membuat hatiku kebingungan.

“Orang yang hebat pasti selalu ada orang yang membenci dan menjahuimu, jadi jangan takut kalau kau dijauhi dan dibenci karena itu tandanya kau orang yang hebat" katanya lembut

Karena wajahnya yang tampan, dalam beberapa hari saja Raichi sudah menjadi “Cowok Idola” bagi para siswi. Setiap pagi kelasku selalu ribut dengan jeritan yang menyebalkan karena para siswi disapa oleh Raichi.

Meskipun sudah terkenal, Raichi masih terus menemaniku dan memperhatikanku. Dia terus-terusan memberikan “kasih sayang” padaku yang membuat rasa canduku menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang belum pernah kurasakan sebelumnya.  

Kau jahat Raichi! kau membuat tekadku goyah! Kau membuat hatiku kebingungan! Dan.... kau membuatku mencintaimu....


Raichi menyembunyikan sesuatu dariku. Aku tau itu! Tapi itu bukan hakku untuk mengetahui rahasianya, meskipun itu sangat membuatku penasaran setengah mati.


Sekarang sudah jam 7 malam, aku sedang dalam perjalanan pulang dari kerja part-time di cafe. Saat melewati taman, tanpa sengaja aku melihat Raichi yang dikelilingi oleh api juga orang yang ambruk di depannya!

Aku sangat shock sampai kakiku gemetar. Aku mengucek-ngucek mataku dan melihatnya sekali lagi, api itu masih ada! Yang lebih parah lagi, Raichi menatapku! Aku segera lari tanpa pikir panjang.

Sesampainya di rumah, aku langsung membanting diriku ke tempat tidur. Pertanyaan-pertanyaan segera memenuhi benakku.

 Api apa itu? Siapa orang yang di depan Raichi? kenapa Raichi bisa mengeluarkan api?

 Pertanyaan-pertanyaan terus memenuhi benakku. Aku bahkan mencoba menipu diriku sendiri dengan menganggap semua itu hanya khayalanku saja.

Saat aku bangun, ternyata hari sudah pagi! Aku buru-buru mandi. Setelah itu aku membuat roti panggang dan memakannya lalu menyambar tas sekolahku dan berangkat. Waktu itu aku sama sekali lupa kejadian semalam sampai aku melihat Raichi.

Di sekolah, Raichi masih terlihat seperti biasa. Tidak ada yang aneh sama sekali dari dia, apa kemarin itu hanya mimpi?

Kebenaran terungkap saat Raichi menarikku ke atap sekolah saat istirahat. Aku heran kenapa jika orang ingin membicarakan sesuatu yang rahasia pasti tempatnya di atap atau belakang sekolah.

“Hei, aku ingin membicarakan sesuatu” kata Raichi dengan tatapan mata yang belum pernah kulihat

“Tentang apa?” tanyaku penasaran

“Yah... bagaimana ya cara menjelaskannya ya? Ng.... mungkin kau harus lihat ini dulu” kata Raichi ragu-ragu

Raichi menjulurkan tangannya dengan telapak tangan di atas. Cheeees  api kecil muncukl di tangan Raichi, aku tersentak kaget. Aku sudah membuka mulutku dan bersiap untuk berteriak tapi Raichi sudah menutup mulutku lebih dulu.

"Ssssst! Jangan teriak dulu, aku belum selesai menjelaskan!” kata Raichi panik

“Hmmp!” aku tidak bisa bicara karena Raichi sudah menutup mulutku dengan tangannya.

"Aku akan melepaskan tanganku tapi jangan berteriak oke?” kata Raichi

Aku hanya mengangguk pelan, Raichi mulai melepas tangannya dari mulutku. Dia diam dulu sebentar seakan-akan mencari kata-kata yang tepat untuk disampaikan.

"Ng, aku akan langsung ke intinya ya! Kau sebenarnya punya kekuatan seperti itu juga" kata Raichi dengan polosnya

“Eh? Maksudmu.... aku juga bisa mengeluarkan api seperti itu?” tanyaku dengan ragu-ragu

“Yah.... sebenarnya belum tentu api sih... mungkin sesuatu yang lain” kata Raichi dengan santai

“Jadi apa yang akan kau lakukan?” tanyaku penasaran

“Aku tidak tau bagaimana cara menyampaikannya, mungkin kau bisa ikut denganku sepulang sekolah?” tanya Raichi “Tapi sebelum itu ada yang ingin kusampaikan” aku bisa melihat wajah Raichi mulai memerah

“Se, se, sebenarnya.... aku dari dulu terus memperhatikanmu.... aku sangat kagum padamu yang sangat tegar itu.... hmmm jadi, jadi aku ingin bilang.....” kata-katanya terputus. Wajahnya sudah memerah sampai ke telinganya

“Aishiteru!” kata Raichi lalu menundukan kepalanya yang sudah sangat merah

Aku tidak menyangka Raichi mengatakan itu! Aku sendiri kaget dan tidak percaya apa yang kudengar! Raichi segera berbalik membelakangiku dan mengatakan sesuatu

“Kalau kau ingin ikut denganku temui saja aku di gerbang sekolah” kata Raichi yang masih malu

Dia berjalan menuju pintu untuk masuk gedung. Aku segera menarik tangannya tanpa sadar dan mengatakannya

“Aishiteru mo” wajahku juga mulai memerah “Aku akan ikut denganmu nanti” lanjutku

Raichi segera berlari menuruni tangga, aku sendiri jatuh terduduk karena kakiku gemetaran dan jantungku berdetak cepat. Aku malu sendiri dengan apa yang kukatakan tadi, aku menutup wajahku dengan kedua tanganku. Aku sudah seperti tidak punya tenaga untuk berdiri lagi.

Aku memaksa kakiku untuk berdiri dan menuruni tangga yang rasanya seperti berjalan berkilo-kilo meter jauhnya. Di kelas, Raichi duduk di bangkunya membiarkan kepalanya menempel di kedua tangannya.

Aku tau telinga Raichi masih wajahnya masih memerah meskipun telinganya sudah tidak merah lagi. Apakah kami sudah menjadi sepasang kekasih? Ini bagaikan mimpi!

0 komentar:

Posting Komentar